Jateng
Kamis, 26 Oktober 2017 - 11:50 WIB

Di Kampus Undip Semarang. Wiranto Sarankan Kader HTI Cari Ormas Lain

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dokumentasi kegiatan Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kota Semarang. (Hisbut-tahrir.or.id)-

Menko Polhukam Wiranto yang tampil di Kampus Undip Semarang sempay menyarankan kader HTI mencari organisasi lain.

Semarangpos.com, SEMARANG — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Rabu (25/10/2017), bertandang ke kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Kedatangannya itu untuk menjadi pembicara pada Seminar Nasional “Media Sosial Politik”, namun ia sempat pula menjawab pertanyaan wartawan soal Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dibubarkan pemerintah.

Advertisement

Terkait kader Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dibubarkan itu, Menko Polhukam menyarankan mereka untuk mencari organisasi kemasyarakatan (ormas) lain yang kukuh berideologi Pancasila. “Sudah kami jelaskan, kalau sudah dibubarkan. Silakan mencari organisasi lain yang kira-kira masih kukuh pada ideologi Pancasila, masih setuju pada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Wiranto.

Wiranto ke Kota Semarang, Jateng untuk menjadi pembicara pada Seminar Nasional “Media Sosial Politik” yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip Semarang. Kepada wartawan yang menemuinya di kampus Undip di Semarang itu, Wiranto sempat mengaku bersyukur bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 2/2017 tentang Ormas sudah disepakati DPR untuk disahkan sebagai UU dalam rangka mempertahankan ideologi Pancasila.

“Perppu Ormas sudah disepakati DPR dan disahkan. Oleh karena itu, kami bersyukur, sekaligus meyakinkan bahwa dalam rangka mempertahankan ideologi Pancasila mempunyai kekuatan,” katanya.

Advertisement

Mengenai pro dan kontra atas Perppu Ormas, ia mengingatkan untuk tidak mempermasalahkan selama pihak yang menolak dan yang setuju memiliki argumentasi, sebab dalam perpolitikan memang seperti itu. “Dalam politik kan seperti itu, tetapi enggak kemudian membuat kita berjarak karena pendapat yang tidak sama. Tatkala keputusan dibuat maka semua menghormati keputusan itu. Yang penting kan seperti itu,” katanya.

Adanya pihak yang menolak dan menyetujui sebuah kebijakan, kata dia, merupakan proses dalam demokrasi, tetapi ketika sudah diambil keputusan maka semua pihak yang sebelumnya berbeda pandangan akan menerimanya. “Keputusan, dalam demokrasi yang kita anut, tatkala keputusan dibuat maka semua menghormati keputusan itu. Yang penting kan seperti itu. Yang menolak dan tidak hanyalah proses,” katanya.

Ia mencontohkan pemilihan bupati, wali kota, hingga pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) yang tentunya tidak mungkin semua orang memilih calon yang sama, tetapi semuanya adalah proses demokrasi. “Sama seperti pemilihan bupati, wali kota, dan presiden. Kan ada yang tidak memilih juga. Namun, tatkala sudah terpilih maka semua loyal pada keputusan itu,” tegas Wiranto.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif