Jogja
Kamis, 26 Oktober 2017 - 06:40 WIB

DAMPAK PEMBANGUNAN NYIA : Listrik Byarpet, Kelas Bau Kotoran

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana salah satu kelas, di "sekolah" sementara di Dusun Kepek, Senin (23/10/2017). Sekolah sementara yang ditempati oleh siswa SD N 3 Glagah untuk belajar tersebut, merupakan rumah warga, yang ruangannya dibagi-bagi dalam beberapa sekat. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Kegiatan belajar siswa terdampak pembangunan bandara terganggu.

Harianjogja.com, KULONPROGO-– Kegiatan belajar mengajar siswa dan guru di sekolah relokasi sementara di Dusun Kepek, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo sejak Senin (23/10/2017) menemui sejumlah kendala. Ratusan siwa dan guru tersebut sebelumnya belajar dan mengajar di SD Negeri 3 Glagah. Namun, mereka harus pindah ke sekolah sementara berupa joglo rumah warga lantaran bangunan sekolah mereka terkena pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Advertisement

Salah satu kendala yang sudah dikhawatirkan sejak awal adalah kebutuhan listrik. Kepala SD Negeri 3 Glagah, Sri Asiyah mengatakan, sekolah relokasi sementara menggunakan rumah warga yang daya listriknya diketahui hanya 450 Volt Ampere (VA). Padahal daya listrik yang digunakan selama ini mencapai 1.300 VA, mengingat banyaknya ruangan dan berbagai fasilitas layanan pendidikan lain yang membutuhkan dukungan aliran listrik.

Keterbatasan daya listrik membuat aliran listrik di sekolah darurat itu kerap njeglek alias padam. Aliran listrik akan padam jika semua lampu dinyalakan. Padahal, kondisi ruangan kelas yang dibuat dengan menyekat bangunan joglo cenderung gelap sehingga membutuhkan tambahan penerangan. Hal itu bisa membuat para peserta didik tidak nyaman saat membaca dan menulis. “Lampunya memang belum tercukupi. Sementara ini penerangan di dalam ruang kami atasi dengan menambah genting kaca,” kata Sri, Rabu (25/10/2017).

Sri menambahkan, jaringan internet sekolah juga belum bisa digunakan karena sambungannya belum sempurna. Sekolah pun belum memiliki lapangan olahraga yang cukup layak dan masih berusaha memodifikasi halaman setempat agar bisa dimanfaatkan anak-anak, khususnya saat jam pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjas Orkes). Belum lagi soal letak bangunan yang berdekatan dengan kandang sapi sehingga bau menyengat kotoran sapi sering tercium anak-anak.

Advertisement

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kulonprogo, Sumarsana menyatakan siap memberikan pendampingan intensif agar kendala yang dialami SD Negeri 3 Glagah dapat segera ditangani. “Kami juga meminta dukugan dari semua pihak terkait agar anak-anak bisa tetap belajar dengan senang dan tenang,” ujar Sumarsana.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif