Soloraya
Selasa, 24 Oktober 2017 - 10:15 WIB

Pertamina Ancam Tutup Pangkalan Nakal di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Pertamina mengeavluasi banyak pangkalan jual elpiji di atas HET.

Solopos.com, SOLO — Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV berencana menutup pangkalan yang menjual elpiji 3 kilogram lebih dari harga eceran tertinggi (HET) Rp15.500/tabung.

Advertisement

Sales Executive Elpiji Soloraya Pertamina Jawa Bagian Tengah (JBT), Adeka Sangtraga Hitapriya, mengakui setelah dievaluasi, cukup banyak pangkalan nakal yang menjual elpiji 3 kilogram (kg) di atas harga HET. Oleh karena itu, akan ada penindakan tegas kepada pangkalan yang sudah tidak bisa dibina dengan sanksi hingga penutupan.

Hal itu karena tindakan yang dilakukan pangkalan membuat seolah-olah pasokan terbatas dan masyarakat menjadi resah padahal alokasi yang disalurkan cukup banyak.

“Akan ada pembatasan penjualan ke pengecer dan penindakan tegas ke pangkalan. Kalau setelah dibina masih ada yang ketahuan menjual elpiji 3 kg lebih dari Rp15.500 akan ditutup. Masyarakat kami harapkan juga ikut serta mengontrol dengan melaporkan ke contact center 1 500 000 kalau ada pangkalan nakal,” ungkap Adeka, Senin (23/10/2017).

Advertisement

Langkah penertiban tersebut juga menggandeng pemerintah daerah (pemda) setempat. Akan ada diskusi dan sosialisasi juga mengenai perilaku penjualan elpiji yang wajar di pangkalan.

Menurut dia, pembelian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maksimal lima tabung tapi itu pun tidak setiap hari. Oleh karena itu, jika pembelian dilakukan lebih dari lima tabung dan dilakukan setiap hari, ada kemungkinan dari pengecer.

“Jalur distribusi resmi itu sampai pangkalan sehingga pengaturan dilakukan hingga pangkalan dengan mengontrol kewajaran penjualan. Tidak menutup kemungkinan ke depan akan ada penambahan pangkalan jika dinilai masyarakat suatu wilayah kesulitan membeli elpiji karena lokasi pangkalan jauh,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, pedagang makanan di selter Manahan, Haryanto, 32, mengaku kesulitan membeli elpiji 3 kg sudah lebih dari sebulan. Dia mengatakan harus berpindah-pindah lokasi untuk membeli elpiji. Harga yang harus dibayar pun cukup tinggi, yakni Rp17.000-Rp18.000 bahkan kadang sampai Rp20.000.

“Lebih sering beli ke pengecer dari pada pangkalan karena lokasinya jauh dan sering enggak dapat karena sudah habis. Selain itu, kalau enggak langganan biasanya enggak dapat alokasi. Rata-rata kebutuhan elpiji 3 kg itu empat tabung tapi untuk dua hari,” kata dia saat ditemui secara terpisah.

Pedagang siomay belakang Stasion Manahan, Udin, mengaku biasa membeli elpiji 3 kg di warung dengan harga Rp20.000. Dia mengatakan membeli ke pengecer karena kalau membeli di agen atau pangkalan cukup sulit, harus antre lama.

“Hampir semua pedagang di sini [belakang Stasion Manahan] membeli elpiji 3 kg di warung, sudah sekitar setahun terakhir karena kalau di pangkalan malah sulit. Harga lebih tinggi enggak masalah asalkan dapat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif