Jogja
Selasa, 24 Oktober 2017 - 13:55 WIB

Pengelola Wisata Sayangkan Tidak Ada Sosialisasi Penyedotan Pasir Sungai

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga terdampak proyek nasional di Kulonprogo mengeluhkan nasib bisnis wisata yang dikelolanya di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Depok, Sleman pada Senin (23/10/2017). (Harian Jogja/Sekar Langit Nariswari)

“Selama ini kami itu tidak pernah diuwongke sama mereka”

Harianjogja.com, SLEMAN-Warga terdampak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) dan Pelabuhan Tanjung Adikarta Kulonprogo menyayangkan tidak adanya sosialisasi mengenai penyedotan pasir di Sungai Serang, Kulonprogo.

Advertisement

Kepala Bidang Organisasi Paguyuban Warga Terdampak Pantai Selatan (Patra Pansel) Irawan Yogo mengatakan, keberadaan alat sedot pasir membuat warga semakin yakin adanya proyek itu. Selain itu, didapati adanya sejumlah petugas dari perusahaan tertentu yang diketahui sedang mengecek lokasi.

“Padahal, selama ini, tidak ada sosialisasi apapun mengenai kegiatan yang akan dilakoni oleh pihak perusahaan tersebut baik dari desa maupun pemerintah setempat,” ujar dia ketika mempertanyakan isu rencana penyedotan pasir di Sungai Serang kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Senin (23/10/2017).

Warga juga mempertanyakan izin dari aktivitas tersebut sehingga memilih langsung mendatangi BBWSSO. Jika memang akan dilakukan penyedotan pasir kembali pada Pelabuhan Tanjung Adikarta, Irawan menyatakan menolak aktivitas itu karena dinilai tidak ada faedahnya. Dari isu yang beredar, dikatakan jika perusahaan yang terlibat juga merupakan korporasi yang sama dengan yang saat ini mengerjakan proyek bandara.

Advertisement

Baca juga : Penyedotan Pasir di Sungai Serang di Kulonprogo Resahkan Pengelola Wisata

Perusahaan tersebut dinilai tidak pernah kooperatif dengan masyarakat setempat. Ia merasa pelabuhan merupakan proyek gagal karena sudah bertahun-tahun tak menampakkan hasil. Sedangkan yang dirasakan warga hanyalah kesulitan dan gangguan semata. “Selama ini kami itu tidak pernah diuwongke sama mereka,” jelas Tri Sukarno, warga Karangwuni.

Rombongan ini ditemui langsung oleh Kasi Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan BBWSSO Artyarsa Ikana Dani. Ia mengatakan, perusahaan yang bersangkutan memang mengakui belum melakukan sosialisasi dengan warga setempat dengan pertimbangan tertentu. “Sementara, untuk masukan yang lain akan kami sampaikan pada atasan,” ujar dia.

Advertisement

Terkait keluhan warga, ia juga mengatakan akan melakukan koordinasi dengan instansi yang lainnya termasuk melakukan kajian teknis mengenai dampak yang dikeluhkan warga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif