Soloraya
Selasa, 24 Oktober 2017 - 05:35 WIB

40% Peternak Unggas Jateng Gulung Tikar, Pemerintah Diminta Lakukan Ini

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (Burhan Aris Nugraha/JIBI/dok)

Ketidakmampuan pemerintah dalam mengawasi harga ternak membuat 40% peternak unggas gulung tikar.

Solopos.com, SOLO — Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah mencatat 40% peternak unggas mandiri di wilayah Jateng gulung tikar. Hal ini disebabkan ketidakmampuan pemerintah mengawasi harga ayam di pasaran.

Advertisement

Ketua Pinsar Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan sejauh ini usaha ternak ayam khususnya ayam jantan, broiler, atau petelur ini mengalami kerugian. Sebanyak 40% peternak unggas bahkan telah gulung tikar.

Hal ini disebabkan adanya perusahaan besar yang menjual di bawah harga pokok penjualan (HPP). “Kami meminta pemerintah turun tangan dalam menstabilkan harga daging ayam broiler [ayam pedaging]. Kondisi tersebut dinilai merugikan peternak unggas,” kata dia saat dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Senin (23/10/2017) siang.

Di Indonesia terdapat lima pabrikan besar yang menguasai pasar ayam dalam negeri. Dia menuturkan selama ini regulasi pemerintah terkait HPP tidak diindahkan kelima pabrikan tersebut.

Advertisement

Hal ini pun berdampak pada peternak mandiri yang dari tahun ke tahun terus merugi. Di Jawa Tengah kini tinggal 1.000-an peternak yang usahanya masih bertahan di tengah kondisi tidak menentu. Kondisi ini, menurutnya, sudah terjadi sejak lima tahun terakhir.

“Kerugiannya itu terjadi secara nasional tidak hanya di Jawa Tengah,” katanya.

Di Jawa Tengah, dia mengatakan HPP ayam Rp16.000-Rp16.500 per kilogram. Di luar Jawa, HPP ayam mencapai Rp17.500 per kilogram. Belum lama ini di daerah pesisir pantai utara Jawa, HPP sempat anjlok Rp12.500-Rp13.000 per kilogram.

Advertisement

“Mau diangkat ke Rp15.000 per kilogram saja cukup berat. Karena ada perusahaan besar yang menguasai dan tidak mengindahkan aturan pemerintah,” tutrnya.

Padahal Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan HPP Rp18.000 per kilogram. Namun kondisi ini hanya bertahan beberapa saat. Dia berharap pemerintah memberikan pengawasan lebih terkait HPP ayam.

Dengan demikian, jumlah peternak mandiri yang gulung tikar tidak semakin bertambah akibat kerugian permainan harga tersebut. “Kami menggelar aksi demo di Boyolali pada Maret lalu. Kami berencana menggelar aksi lagi agar pemerintah bisa turun tangan mengatasi persoalan peternak unggas,” katanya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif