Jogja
Selasa, 24 Oktober 2017 - 09:40 WIB

15 Pasien TBC di Bantul Sudah Tidak Mempan Obat

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aksi sosialisasi tentang bahaya penyakit tuberculosis (TBC) (JIBI/Solopos/Dok.)

Penderita tuberkulosis diimbau segera berobat.

Harianjogja.com, BANTUL— Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengimbau masyarakat yang terindikasi terkena penyakit tuberkulosis (Tb) segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk memudahkan proses penyembuhan.

Advertisement

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul, Pramudi Dharmawan mengatakan jumlah penderita Tb di Bantul cukup banyak dari tahun ke tahun. Tahun ini sampai Setember kemrin mencatat ada 516 orang penderita Tb. Sebanyak 15 di antaranya merupakan penerita Tuberculosis Multidrug Resistnt (MDR) alias kebal obat.

“Aslinya ada 25 Tb MDR, meninggal dunia 10 orang, tinggal 15 orang,” kata Pramudi, Senin (23/10/2017). Pihaknya terus memantau para penderita Tb melalui puskesmas dan kader kesehatan.

Ia mengatakan penderita Tb dapat disembuhkan dengan meminum obat secara teratur dalam jangka enam sampai delapan bulan. Namun jika tidak, maka penyakit makin sulit diobati karena kuman menjadi kebal terhadap obat Tb. Selain itu, proses pengobatan menjadi lama, bisa sampai dua tahun dan membutuhkan biaya yang lumayan besar sekitar Rp200 jutaan.

Advertisement

Tidak hanya merugikan penderita, namun penderita Tb yang sulit diobati berpotensi menularkan kepada orang di sekitarnya. Karena itu pihaknya berharap warga segera melaporkan jika menemukan warga di sekitarny yang memiliki gejla terkena penyakit Tb, seperti batuk terus berdahak lebih dari sebulan, demam lama, dan tidak nafsu makan.

“Selama penderita mau berobat, semua obat disediakan gratis sampai sembuh,” kata Pramudi.

Pramudi mengklaim tingkat kesembuhan penderita Tb sesuai target. Pada triwulan pertama tahun ini dari 166 penderit, sebanyak 47 orang di antaranya dinyatakan sembuh. Kemudian triwulan II, dari 172 orang penderita, sebanyak 60 di antaranya sembuh. Sementara periode Juli-September dari 163 penderita, sebanyak 68 orang sembuh.

Advertisement

Ia mengaku tidak mudah menelusuri penderita Tb karen masih adanya persesi negatif di masyarakat. Namun demikian pihaknya terus berupaya melakukan pendekatan dengan melibatkan banyak pihak, dari lembaga swadaya masyarakat, ormas keagamaan, hingga rumah sakit swasta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif