Jogja
Senin, 23 Oktober 2017 - 21:40 WIB

Siswa Terdampak Pembangunan NYIA Mengeluh Sekolah di Area Relokasi Tak Nyaman

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana salah satu kelas, di "sekolah" sementara di Dusun Kepek, Senin (23/10/2017). Sekolah sementara yang ditempati oleh siswa SD N 3 Glagah untuk belajar tersebut, merupakan rumah warga, yang ruangannya dibagi-bagi dalam beberapa sekat. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Siswa terdampak pembangunan NYIA mengeluhkan kondisi sekolah sementara mereka.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Sebanyak 108 siswa SD Negeri 3 Glagah, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo mulai pindah belajar ke sebuah joglo milik warga, karena sekolah mereka tergusur pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Sebagian siswa merasa tidak nyaman di “sekolah” baru mereka.

Advertisement

Sejak Senin (23/10/2017) pagi, ratusan anak-anak yang semula sekolah di SD Negeri 3 Glagaha, berbondong-bondong pindah ke sebuah joglo di Dusun Kepek, Desa Glagah, Kecamatan Temon. Joglo tersebut merupakan sekolah sementara bagi mereka sebelum sekolah yang baru, dibangun pada 2018.

Lokasi sementara tempat mereka belajar memiliki luas lahan 5.000 meter persegi. Ruang kelas dibuat seadanya dengan sekat-sekat dari rak buku atau papan. Untuk beberapa kelas, mereka mendapat ruang sendiri yang tidak terlalu luas, namun cukup untuk ditempati oleh siswa.

Dengan kondisi seperti itu, maka ketika salah satu kelas sedang belajar dan mengeluarkan suara yang cukup keras, suara mereka juga akan terdengar oleh siswa kelas lain.

Advertisement

Salah satu siswa Kelas VI, Rafiq Mustafa mengatakan, fasilitas di sekolah sementara tidak memadai dan kurang luas. Ia juga merasa konsentrasinya untuk belajar berkurang, karena antar kelas yang satu dengan lainnya hanya disekat menggunakan lemari. “Saya khawatir dengan prestasi saya, suara belajar dengan kelas lain terdengar jelas,” tutur dia, Senin (23/10/2017).

Siswa lainnya, Azzahra Putri mengakui bahwa ruang kelas lebih sempit dibandingkan kelasnya di sekolah lama. Namun begitu, dirinya merasa senang karena loaksi sekolah sementara itu memiliki halaman yang luas. Ia dan teman-temannya bisa lebih leluasa bermain di luar.

Baca Juga : Air Mata Berderai Saat Siswa SD Glagah Tinggalkan Sekolah Mereka yang Tergusur Bandara NYIA

Advertisement

Sedangkan, Dani Nugroho mengaku bersedih harus meninggalkan sekolah yang menjadi tempatnya menuntut ilmu selama ini. Hanya saja ia harus merelakan. Dan berharap gedung baru nantinya, memberikan rasa nyaman bagi siswa dalam menuntut ilmu.

Kepala SD N 3 Glagah Sri Asyiah berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu mencarikan lokasi sekolah sementara bagi siswa. Ia meminta maaf kepada anak-anak, karena tidak bisa memberikan ruang sekolah yang lebih layak dari joglo tersebut. Ia hanya bisa berharap, anak-anak bisa tetap belajar dengan baik dan penuh semangat.

Ia meyakini, belajar di sekolah sementara tidak akan membuat prestasi siswa menurun. Mengingat anak-anak terbiasa belajar kelompok dan tidak menjadi persoalan krusial, walaupun lokasi kegiatan belajar mengajar yang ditempati sekarang tidak senyaman seperti sekolah lama mereka. “Kami minta maaf tidak bisa memberikan tempat belajar sementara bagi anak-anak yang lebih baik dari ini,” kata Sri Asyiah.

Sekolah baru bagi ratusan siswa tersebut rencananya akan dibangun pada 2018. Adapun bangunan SD Negeri 3 Glagah yang kini kosong belum diketahui pasti, kapan akan dirobohkan setelah dinyatakan masuk sebagai kawasan bandara baru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif