Soloraya
Senin, 23 Oktober 2017 - 09:10 WIB

KISAH TRAGIS : Bertahun-Tahun Kakak Beradik Boyolali Ini Lumpuh Tanpa Penanganan Medis

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Slamet Zainudin, 10, tergolek tanpa bergerak di rumah orang tuanya di Dukuh Getas, Desa Sumber Agung, Klego. (Istimewa/Dok. Subarjo Sukarelawan Boyolali)

Kisah tragis dua bocah Boyolali yang lumpuh sejak bayi tanpa ada penanganan medis.

Solopos.com, BOYOLALI — Dua kakak-beradik asal Dukuh Getas, Desa Sumber Agung, Klego, Boyolali, ini sehari-hari hanya tergolek di kasur dengan tubuh tirus tanpa bisa bergerak lincah atau pun berkomunikasi. , Mereka masing-masing Slamet Zainuddin, 10, dan Murni Sarastri, 7.

Advertisement

Keduanya lumpuh sejak bayi. Sukarelawan kemanusiaan Boyolali, Subarjo, mengisahkan derita yang menimpa Slamet Zainuddin dan Murni sungguh memilukan. Kedua anak tersebut lumpuh dan kurus tanpa penanganan memadai.

Akibatnya, dua bocah itu tak pernah mengenyam bangku sekolah hingga saat ini. “Sehari-hari, mereka hanya tergolek di kasur dan tak bisa diajak berkomunikasi. Mereka tinggal bersama ibu dan kakeknya. Ayahnya enggak ada di rumah. Entah pergi atau merantau, kami kurang tahu,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu (22/10/2017).

Advertisement

Akibatnya, dua bocah itu tak pernah mengenyam bangku sekolah hingga saat ini. “Sehari-hari, mereka hanya tergolek di kasur dan tak bisa diajak berkomunikasi. Mereka tinggal bersama ibu dan kakeknya. Ayahnya enggak ada di rumah. Entah pergi atau merantau, kami kurang tahu,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu (22/10/2017).

Menurut keterangan keluarga kedua anak malang itu, sakit lumpuh itu bermula ketika kedua anak itu masih bayi. Saat itu, suhu anak bayi yang pertama, Slamet Zainuddin, 10, panas tinggi.

Keluarga bukannya membawanya ke dokter melainkan ke dukun pijat. Bayi itu lantas dipijat dengan harapan panasnya segera turun.

Advertisement

Kejadian ini kembali terulang saat anak kedua lahir, Murni Sarastri, 7. Saat suhu tubuh Murni panas dan seperti kakaknya, Murni hanya dibawa ke dukun pijat.

Di situlah, kejadian fatal kembali terjadi. Murni menyusul Slamet Zainuddin. Tangan dan anggota tubuh lainnya tak bisa digerakkan. “Makan, minum, buang hajat, dan lain-lainnya dilakukan di dalam kamar. Karena keduanya lumpuh,” jelas Subarjo.

Ketika anak ketiga lahir, Sri Sulatri, orang tua dua bocah malang itu, mengambil pelajaran dari dua anak terdahulu. Ibu itu tak melakukan hal serupa, yakni memijatkan ketika anaknya sakit panas. “Anak ketiganya selamat dan tak lumpuh sampai sekarang,” jelasnya.

Advertisement

Subarjo bersama sukarelawan lainnya mendatangi keluarga kedua bocah itu. Hasil identifikasi sementara, keluarga bocah malang itu sangat membutuhkan popok dan susu.

Jika memungkinkan keluarga sangat bersyukur jika ada pihak yang bisa mengupayakan akses pendidikan bagi dua anak malang itu. “Saat ini, popok dan susu sangat dibutuhkan. Popok sangat membantu kebersihan kamar dan tubuh ketika mereka buang air kecil atau BAB [buang air besar]. Mereka hanya bisa tergolek di kasur,” jelasnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif