Jogja
Senin, 23 Oktober 2017 - 11:20 WIB

Ini yang Dilakukan Petani Bantul Agar Tidak Gagal Panen Lagi

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani dan para perangkat desa melakukan aksi gropyokan tikus di Bulak Panggang, Argomulyo, Sedayu, Minggu (22/10/2017). (IST/Dok Petani)

Untuk upaya antisipasi ke depan akan dipergunakan alat Trap Barrier System (TBS)

Harianjogja.com, BANTUL-Para petani di Argomulyo adakan gropyokan tikus, di Bulak Panggang, Argomulyo, Sedayu, Minggu (22/10/2017). Hal ini merupakan upaya untuk mencegah kembali gagal panen.

Advertisement

Camat Sedayu Fauzan Mu’arifin mengatakan, hampir delapan hektare lahan padi siap panen dimakan tikus. “Para petani yang merupakan penggarap, bukan pemilik sawah, tidak mendapat hasil bahkan rugi total,” ujar Fauzan, Minggu (22/10/2017.

Dalam geropyokan itu, sekitar 100 tikus berhasil ditangkap dengan peralatan seadanya. Dalam geropyokan tersebut juga ditemukan sebuah ular kobra ukuran sedang, tetapi dilepaskan lagi agar menjadi predator alami tikus.

Gropoyakan dilakukan dengan alat cangkul, sabit, jaring, gebuk kayu. Selain itu, pompa air yang digunakan untuk membanjiri lubang agar tikus keluar. Kegiatan ini sudah beberapa kali dilakukan, tetapi populasi tikus masih banyak.

Advertisement

Untuk upaya antisipasi ke depan akan dipergunakan alat Trap Barrier System (TBS). Di daerah Sedayu juga terdapat burung hantu Tyto alba sebagai predator tikus, tetapi dirasa juga belum maksimal.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi mengatakan, hama tikus memang harus rutin dikendalikan. “Selain dengan gropyokan, kami juga menyosialisasikan pengasapan dan penggunaan perangkap untuk mengurangi hama tersebut dan panen akan lebih maksimal,” kata Pulung.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif