Jateng
Senin, 23 Oktober 2017 - 22:50 WIB

INFRASTRUKTUR SEMARANG : Yey! Siswa SD di Banyumanik Tak Lagi Basah-Basahan ke Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyusuri Jembatan Jabungan yang baru saja ia resmikan untuk menjadi akses utama anak-anak sekitar saat berangkat sekolah, Senin (23/10/2017). (JIBI/Solopos/Antara-Humas Setda Kota Semarang)

Infrastruktur berupa jembatan yang sudah dibangun di kawasan Banyumanik, Kota Semarang membuat para siswa SD tak lagi basah-basahan menyerberangi sungai untuk menempuh pendidikan.

Semarangpos.com, SEMARANG – Para siswa SDN Jabungan, Kota Semarang, Jawa Tengah kini tak lagi harus berbasah-basah menyeberangi sungai untuk menempuh pendidikan mereka di sekolah. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Senin (23/10/2017), meresmikan jembatan bagi mereka saat menyeberangi sungai.

Advertisement

“Jembatan di Jabungan ini merupakan akses yang sangat penting, khususnya untuk anak-anak berangkat sekolah,” kata Wali Kota Hendrar Prihadi saat meresmikan Jembatan Jabungan, Kota Semarang, Jateng, Senin. Turut hadir dalam peresmian itu, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang sempat melihat kondisi siswa SD Jabungan yang harus menyeberangi sungai saat berangkat sekolah ketika belum ada jembatan.

[Baca juga Demi ke Sekolah, Bocah-Bocah Ibu Kota Jateng Seberangi Sungai Tanpa Jembatan]

Jembatan dengan konstruksi besi sepanjang 81 m yang membelah sungai itu dibangun dengan biaya mencapai Rp245 juta. Segera setelah diresmikan, jembatan itu sudah bisa digunakan warga Jabungan—terutama anak-anak—untuk berangkat ke sekolah.

Advertisement

Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—menyebutkan pembangunan jembatan itu dilakukan secara keroyokan banyak pihak, yakni Pemerintah Kota Semarang dibantu pendanaan corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta. “Ini biaya keroyokan. Artinya, Pemkot Semarang hanya mengeluarkan dana dari APBD murni 2017 senilai Rp197 juta, kemudian ada bantuan pula dari CSR Lippo Group senilai Rp50 juta,” papar politikus PDI Perjuangan itu.

Ia prihatin selama ini siswa di wilayah Jabungan harus menyeberang melewati derasnya aliran sungai selebar 30 meter itu saat berangkat sekolah, apalagi ketika musim hujan yang membuat aliran sungai sangat deras. “Ini penantian cukup lama memang bagi warga, hampir 25 tahun. Kami mendengar awal tahun lalu keluhan warga, kemudian coba komunikasikan secara intensif dan ternyata dapat bantuan CSR dari perusahaan dan warga,” katanya.

Hendi berharap Jembatan Jabungan yang baru saja diresmikan itu dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga dan harus dirawat dengan baik sebagai fasilitas umum yang sangat vital kegunaannya bagi warga sekitar. “Meskipun jembatannya kecil, namun sangat `urgent` dan menjadi prioritas penghubung wilayah Jabungan di bagian utara dan selatan. Semoga bermanfaat bagi warga, terutama yang putra-putrinya bersekolah,” katanya.

Advertisement

Saat ini, hanya ada satu sekolah di kawasan itu, yakni SDN Jabungan yang menjadi tempat bersekolah anak-anak warga sekitar, tetapi aksesnya harus memutar jauh atau lebih cepat dengan menyeberangi sungai langsung. Chelsea Adista, 8, siswi Kelas II SDN Jabungan terlihat semringah mengetahui telah diresmikannya jembatan sehingga tak lagi harus khawatir menyeberangi sungai ketika berangkat sekolah.

“Ya, senang. Bisa berangkat sekolah lebih dekat dan cepat. Dulu kan harus nyeberang sungai, sepatu jadi basah. Kalau terpaksa, kadang nyeker [tidak beralas kaki] atau pakai sandal ke sekolah,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif