Jogja
Senin, 23 Oktober 2017 - 07:20 WIB

Hari Ini, IMI DIY Lantik Ketua Baru

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dari (kanan ke kiri) Ketua Umum IMI terpilih, Eka Sulistyana, Teguh Santoso (ketua sidang), Yoyon (sekretaris sidang) dan M Affandi wakil ketua sidang saat Musyawarah Daerah IMI DIY, Mei yang lalu. (IST/Dok IMI DIY)

IMI menggangap berkendara dengan motor atau mobil modifikasi di jalan umum adalah tindakan berbahaya

Harianjogja.com, JOGJA-Pengurus Daerah Ikatan Motor Indonesia (IMI) DIY akan melantik ketua baru, Senin (23/10/2017).

Advertisement

Kepala Bidang Organisasi IMI DIY M Affandi mengatakan, Eka Sulistyana dilantik menjadi ketua IMI DIY yang membawahi 122 klub motor dan mobil. “Setelah melalui musyawarah daerah [Musda], Senin kami akan melantik Eka Sulistyana untuk masa jabatan 2017-2020,” ujar dia ketika audiensi di Griya Harian Jogja, Jogja, Jumat (20/10/2017)

Eka Sulistyana terpilih setelah melalui Musda yang digelar Selasa (30/5/2017). Ia terpilih setelah 44 klub dengan hak suara bermusyawarah bersama. “Itu 44 klub aktif, mempunyai skill, pengetahuan, dan memiliki budaya otomotif,” jelas dia.

Ia mengatakan, masyarakat harus mengerti akan kehadiran IMI DIY ini untuk mengedukasi seluruh masyarakat. IMI DIY tak akan berhenti untuk menyosialisasikan tentang safety riding dan safety driving. “Biarpun kami ditertawakan, tetapi kami akan terus mengimbau untuk masyarakat berkendara dengan aman,” ungkap dia.

Advertisement

Pasalnya, IMI menggangap berkendara dengan motor atau mobil modifikasi di jalan umum adalah tindakan berbahaya. Ia mengatakan, motor atau mobil yang di luar pabrikan itu tidak memiliki sistem keamanan yang terjamin. “Seperti Combined Brake System, membagi jatah pengereman agar tidak ngepot, eh diganti dengan yang tidak standar. Ibarat manusia boleh saja telanjang, hanya di kamar mandi, ada tempatnya,” ujar Affandi.

Ia juga menjelaskan tentang tur kendaraan akhir-akhir ini mulai bergeser maknanya. Ia menilai budaya tur untuk mengedukasi telah luntur. Apalagi yang terjadi di DIY, sudah tidak menunjukan keistimewaannya. “Sengaja, motor gede nggeber motor yang CC-nya kecil pas di perempatan, tidak berbudaya,” ucap dia.

“Harusnya touring pake kelengkapan yang lengkap, knee pad, mematuhi rambu lalu lintas, dan tidak menghidupkan sirine, itu baru mengedukasi bagaimana benarnya dalam berkendara,”ujar Affandi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif