Jogja
Senin, 23 Oktober 2017 - 18:40 WIB

Air Mata Berderai Saat Siswa SD Glagah Tinggalkan Sekolah Mereka yang Tergusur Bandara NYIA

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala SD N 3 Glagah Sri Asyiah sedang mencoba menenangkan salah seorang wali murid, yang juga alumni sekolah tersebut, Jumat (20/10/2017). Wali tersebut tak sanggup menahan isak tangis, mengetahui sekolah yang menjadi tempat menimba ilmu selama tiga generasi itu, harus digusur akibat proyek NYIA. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Siswa SD Negeri 3 Glagah mulai belajar di joglo.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Sebanyak 108 siswa SD Negeri 3 Glagah, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo mulai pindah belajar ke sebuah joglo milik warga, karena sekolah mereka tergusur pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Advertisement

Sejak Senin (23/10/2017) pagi, ratusan anak-anak itu berbondong-bondong pindah ke sebuah joglo di Dusun Kepek, Desa Glagah, Kecamatan Temon. Perpindahan siswa SD 3 Glagah menuju sekolah sementara itu diawali dengan apel pada pukul 08.00 WIB di halaman sekolah yang akan mereka tinggalkan.

Kepala SD N 3 Glagah Sri Asyiah berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu mencarikan lokasi sekolah sementara bagi siswa. Ia meminta maaf kepada anak-anak, karena tidak bisa memberikan ruang sekolah yang lebih layak dari joglo tersebut. Ia hanya bisa berharap, anak-anak bisa tetap belajar dengan baik dan penuh semangat.

“Semangat anak-anak,” ucap Asiyah lantang, dengan air mata yang belum sempat diseka dari pipinya, sembari tangan mengepal ke arah langit.

Advertisement

Ia meyakini, belajar di sekolah sementara tidak akan membuat prestasi siswa menurun. Mengingat anak-anak terbiasa belajar kelompok dan tidak menjadi persoalan krusial, walaupun lokasi kegiatan belajar mengajar yang ditempati sekarang tidak senyaman seperti sekolah lama mereka.

“Kami minta maaf tidak bisa memberikan tempat belajar sementara bagi anak-anak yang lebih baik dari ini,” tutur dia dengan mata sembab.

Apel itu juga dihadiri oleh Kepala Desa Glagah dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo beserta jajarannya. Kemudian langsung diikuti dengan keberangkatan siswa menuju joglo, menggunakan dua unit kereta mini dan dua unit mobil bak terbuka.

Advertisement

Menempuh perjalanan sekitar satu kilometer, anak-anak duduk di atas kereta dan mobil bak sambil bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-sama. Bahkan di antara mereka ada yang mengobrol sambil sesekali menggerakkan tangan mereka, untuk mengilustrasikan cerita.

Sampai di lokasi yang memiliki luas lahan 5.000 meter persegi, anak-anak berbaris dan menuju kelas mereka masing-masing. Setelah makan dari bekal yang disediakan, guru mengawali perkenalan kelas baru, sejumlah anak berlarian menuju ke halaman “sekolah” baru itu, untuk membeli makanan yang dijajakan para penjual berkendaraan sepeda motor.

Ruang kelas dibuat seadanya dengan sekat-sekat dari rak buku atau papan. Untuk beberapa kelas, mereka mendapat ruang sendiri yang tidak terlalu luas, namun cukup untuk ditempati oleh siswa. Dengan kondisi seperti itu, maka ketika salah satu kelas sedang belajar dan mengeluarkan suara yang cukup keras, suara mereka juga akan terdengar oleh siswa kelas lain.

Sekolah baru bagi ratusan siswa tersebut rencananya akan dibangun pada 2018. Adapun bangunan SD Negeri 3 Glagah yang kini kosong belum diketahui pasti, kapan akan dirobohkan setelah dinyatakan masuk sebagai kawasan bandara baru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif