Jogja
Minggu, 22 Oktober 2017 - 22:20 WIB

Percepat Relokasi Warga Terdampak Bandara Kulonprogo, Ini yang Dilakukan

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah orang melintasi kawasan relokasi bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang menggunakan Pakualaman Ground (PAG) di wilayah Desa Kedundang, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (11/9/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyatakan, akan berupaya maksimal, untuk mendukung percepatan realisasi pembangunan NYIA, termasuk relokasi warga terdampak

Harianjogja.com, KULONPROGO-PT Angkasa Pura I (AP I) dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo bersinergi dalam melakukan upaya percepatan relokasi, bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Advertisement

Manajer Proyek Pembangunan NYIA PT AP I Sujiastono mengungkapkan, secara prinsip, AP I ingin melaksanakan tahapan pembangunan bandara sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu NYIA bisa mulai beroperasi pada Maret 2019. Namun, ia mengakui adanya warga yang masih enggan pindah dari kediaman lama ke relokasi, menjadi kendala yang solusinya harus dipikirkan bersama Pemkab.

Secara teknis, pembangunan konstruksi NYIA akan segera dimulai sehingga ia berharap proses pengosongan lahan permukiman, bisa diselesaikan maksimal akhir Oktober 2017. Selanjutnya yang akan dilakukan adalah menyelesaikan land clearing.

Sujiastono mengakui ada Undang-undang yang mengatur secara ketat hak AP I atas tanah dan rumah yang masih ditinggali warga. Mengingat, kepemilikan AP atas lahan warga sudah diakui secara inkrah di mata hukum. Namun, mereka tidak akan begitu saja menghilangkan teknik pendekatan kepada warga, agar mereka bisa menerima dan segera pindah.

Advertisement

“Pemutusan listrik di kawasan permukiman akan dilakukan sambil jalan, sudah ada sebagian yang sudah diputus dan bangunannya dibongkar,” ungkapnya, ditemui di sela kegiatan seremonial bedol dusun, di relokasi Dusun Bebekan, Desa Glagah, Sabtu (21/10/2017).

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyatakan, akan berupaya maksimal, untuk mendukung percepatan realisasi pembangunan NYIA, termasuk relokasi warga terdampak. Dengan digelarnya bedol dusun pada Sabtu, maka sudah sekitar 138 Kepala Keluarga (KK) dari total 279 KK yang mengikuti program relokasi, sudah pindah ke hunian mereka yang baru. Ia menargetkan, tahapan pengosongan lahan dan relokasi warga bisa selesai hingga awal November 2017.

“Kami akan mencari tahu, apa masalah mereka belum pindah dan apa kendalanya sebenarnya. Karena pada November dan Desember ini puncak keribetan pekerjaan PT Angkasa Pura I,” paparnya.

Advertisement

Hasto mengatakan, bila ada warga yang sudah menerima ganti rugi pembebasan lahan namun belum juga pindah, maka akan sangat merepotkan semua pihak. Ia meyakini bahwa warga yang belum segera menempati rumah baru di kompleks relokasi, sebetulnya sudah siap pindah. Sementara itu, Pemkab juga akan mencari solusi bagi warga yang hingga kini masih menolak untuk mengikuti program relokasi.

“Kalau ada yang benar-benar membutuhkan pertolongan kami, akan kami dekati. Nanti kami data yang sudah pindah dan belum, dan mengambil langkah persuasif,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif