Jogja
Minggu, 22 Oktober 2017 - 14:20 WIB

Ini Cara Masyarakat Gunungkidul Bersyukur Atas Pelantikan Gubernur DIY

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mengambil nasi tumpeng saat kenduri gunung di kawasan Gunung Api Purba, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Sabtu (21/10/2017) (Harian Jogja/JIBI/Irwan A. Syambudi)

“Di sana mewujudkan kesatuan dan persatuan saat mereka menyiapkan”

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Syukuran atas pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, periode 2017-2022 di gelar di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk. Ribuan warga Gunungkidul pun turut hadir dalam acara yang bertajuk kenduri gunung tersebut.

Advertisement

Kenduri gunung dimulai Sabtu (21/10/2017) pagi di Parkiran Embung Gunung Api Purba Nglanggeran, Desa Nglanggeran. Acara diawali dengan kirab yang membawa tumpeng dan segala perlengkapannya. Lalu, setelah didoakan oleh sesepuh kampung setempat. Setelah beberapa sambutan, masyarakat yang menggunakan pakaian adat jawa memakan nasi gurih dan lauknya secara bersama-sama.

Hadir dalam acara tersebut mewakili Gubernur, Asisten Keistimewaan Pemda DIY Didik Purwadi; Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi; Ketua DPRD Gunungkidul Suharno; dan sejumlah pejabat organisasi perangkat daerah (OPD).

Dalam kesempatan tersebut, Didik membacakan pidato Gubernur yang telah dilantik oleh presiden beberapa waktu lalu. Melalui pidato tersebut, Gubernur, Sri Sultan HB X menekankan makna kenduri adalah makna rasa syukur kepada Tuhan, apresiasi bentuk tumpeng. “Di sana mewujudkan kesatuan dan persatuan saat mereka menyiapkan. Ini bentuk representasi masyarakat atas apa yang diberikan Allah pada kita semua,” katanya Sabtu (21/10/2017).

Advertisement

Kenduri ini sudah menjadi tradisi ratusan tahun. Pada intinya kenduri adalah mekanisme sosial untuk menjaga kebersamaan. Sebab kenduri berfungsi sebagai kontrol sosial untuk menjaga gerak dan arah cita-cita yang sudah diperjuangkan bersama.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi menyampaikan tradisi kenduri merupakan bagian kultur masyarakat jawa sebagai ungkapan rasa syukur. Saat ini syukuran dilantiknya Sultan dan Paku Alam dilakukan masyarakat.

Sultan sebagai raja dan gubernur, sosok pemimpin yang selama ini mau turun ke daerah untuk mendegarkan permasalahan rakyatnya. “Beliau [Gubernur] memberikan perhatian lebih kepada Kabupaten Gunungkidul, sering beliau datang sampai malam hari untuk mengetahui kondisi masyarakatnya,” kata dia.

Advertisement

Salah seorang warga Patuk Jumiran berharap ke depan DIY akan lebih makmur dan masyarakatnya bisa lebih sejahtera. “Saya berharap Ngarso Dalem terus mengayomi masyarakat, dan DIY akan semakin maju,” ucapnya.

Perlu diketahui selain kenduri dan gelaran pentas seni masyarakat di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Kenduri juga akan diselenggarakan di kabupaten lain, misalnya di Bantul, kenduri diselenggarakan di kawasan Agrowisata Mangunan dan di Kulonprogo digelar di Waduk Sermo.

Kepala Seksi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata DIY Wardoyo mengatakan, pemilihan sejumlah lokasi tersebut adalah sebagai perwakilan destinasi di setiap kabupaten yang ingin ditonjolkan. “Kabupaten terakhir yang akan menyelenggarakan kenduri adalah Sleman. Acaranya Minggu [29/10] di kompleks Candi Banyu Nibo Prambanan Sleman dan dihadiri langsung oleh Gubernur,” kata dia.

Ia berharap penyelenggaraan kenduri di sejumlah destinasi wisata dapat membawa dampak yang positif. Kemajuan setiap destinasi diharapkan dapat semakin meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat pun meningkat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif