News
Sabtu, 21 Oktober 2017 - 02:00 WIB

Perguruan Tinggi Belum Optimal Manfaatkan Dana CSR Perusahaan

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisuda lulusan perguruan tinggi (JIBI/Solopos/Dok)

Dana CSR belum optimal dimanfaatkan perguruan tinggi.

Solopos.com, SOLO — Perguruan tinggi (PT) di Indonesia belum optimal dalam memanfaatkan dana corporate social responsibility (CSR) untuk kepentingan masyarakat dalam rangka mendukung Tri Darma Perguruan Tinggi.

Advertisement

Hal itu mengemuka dalam Konferensi Nasional ke-3 Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) yang diinisiasi Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Multimedia Nusantara (UMMN), dan Universitas Swiss German (USG), Kamis (19/10/2017).

Kegiatan tersebut digelar di UNS Inn Solo. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal (Sekditjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Rina Indiastuti, program pengabdian kepada masyarakat secara nyata sudah dilaksanakan oleh semua perguruan tinggi.
Termasuk di dalamnya penelitian-penelitian yang banyak menghasilkan beragam inovasi. Di sisi lain, perguruan tinggi juga belum maksimal memanfaatkan CSR untuk mendukung program PKM-nya.

“Potensi Program CSR masih tersebar, belum semua dimanfaatkan. Dalam hal ini, baik perguruan tinggi maupun perusahaan sebenarnya bisa bersinergi memaksimalkan potensi tersebut agar efeknya bisa lebih terasa di masyarakat,” kata Rina.

Advertisement

Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi, mengakui rata-rata perguruan tinggi memang tidak punya kemampuan berbisnis. Oleh karenanya sangat penting bagi UNS untuk menggandeng perusahaan agar mampu mengelola unit bisnis di kampus tersebut. “Meskipun tidak punya kemampuan berbisnis, perguruan tinggi memang membutuhkan [aktivitas bisnis] sehingga caranya dengan menggandeng perusahaan. Berbagai inovasi di perguruan tinggi akan mandek apabila tidak menggandeng pihak lain, terutama perusahaan, untuk pengembangannya,” kata Ravik.

Ketua Konferensi Nasional ke-3 PKM-CSR 2017, Rudy Pramono, mengatakan dunia usaha bisa bermitra dengan perguruan tinggi. Pertumbuhan sebuah perusahaan dan perkembangan sebuah perguruan tinggi harus bisa dinikmati masyarakat sekitar. Ketiga elemen inilah yang kemudian bersinergi membentuk konsep pembangunan berkelanjutan.

Konferensi Nasional PKM-CSR tersebut merupakan wadah kerja sama antara perguruan tinggi, dunia usaha, pemerintah, dan pelaku lain dalam upaya diseminasi dan kerja sama kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat. Konferensi tersebut menjadi sarana untuk bertukar informasi dan berdiskusi terkait program PKM yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan maupun program CSR yang telah dilakukan dunia usaha.

Advertisement

“Diharapkan menjadi awal untuk menciptakan sinergi antara kegiatan PKM di lembaga pendidikan dan CSR di dunia usaha. Dengan begitu program pemberdayaan menjadi lebih efektif dan berkelanjutan. Tujuan lain menjadikan forum ilmiah yang mempertemukan para akademisi, peneliti, dunia usaha, NGO, dan instansi pemerintah [pusat, provinsi, kabupaten, dan kota],” jelas dia.

Selain konferensi, juga digelar penghargaan PKM-CSR Award kepada peserta yang mendaftar kegiatan pemberdayaan masyarakat hasil kerja sama PT dengan perusahaan, pemerintah, atau lembaga nonpemerintah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif