Soloraya
Sabtu, 21 Oktober 2017 - 15:00 WIB

Minat Baca Warga Indonesia Rendah, Begini Upaya Mengatasinya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono (paling kiri) dan Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar, Rohadi Widodo (dua dari kiri) meninjau pameran buku di Disarpus Karanganyar, Jumat (20/10/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Budaya literasi perlu digalakkan di Indonesia.

Solopos.com, KARANGANYAR — Indeks membaca warga Indonesia dinilai masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Dari 63 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-62.

Advertisement

Demikian penjelasan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Jateng, M. Masrofi, saat memberikan sambutan Pameran Buku di Disarpus Karanganyar, Jumat (20/10/2017). Indeks membaca di Indonesia, yakni 1:1.000.

“Dari 1.000 orang [di Indonesia], yang gemar membaca itu hanya satu orang. Itu berdasarkan penelitian di tahun 2016. Tak heran, Indonesia kalah dengan beberapa negara yang baru merdeka. Hal itu seperti Vietnam dan Babun di Afrika,” kata M. Masrofi, di sela-sela acara.

Masrofi mengatakan Disarpus Jateng turut berupaya untuk meningkatkan budaya membaca. Di antaranya, me-launching perpustakaan digital yang disebut iJateng. Beberapa daerah di Jateng sudah mulai meluncurkan program perpustakaan digital, seperti di Boyolali dan Salatiga.

Advertisement

“Kami berharap, Karanganyar segera mengikuti. Terlebih, Karanganyar memiliki visi maju dan sejahtera. Visi itu perlu diiringi dengan tingkat kecerdasan yang baik. Melalui iJateng, warga diharapkan dapat lebih mudah membaca. Kami berharap, mulai tahun 2017, hasil penelitian budaya baca di Indonesia terus meningkat. Paling tidak menjadi 20 orang atau lebih [20:1.000 orang],” katanya.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar berniat untuk membuat perpustakaan digital di tahun 2017. Hal itu sebagai upaya menyesuaikan dengan zaman, yakni di era digital.

“Perlu juga dilakukan survei, apakah di Karanganyar ini juga berlaku hasil penelitian yang disampaikan Pak M. Masrofi. Budaya membaca memang sudah semestinya dikembangkan karena dengan membaca sama dengan mengisi data ke dalam otak. Kalau tak sering mengisi, otak akan kosong,” katanya.

Advertisement

Kepala Disarpus Karanganyar, Bambang Harsono, mengatakan upaya untuk membudayakan gemar membaca terus dilakukan. Selain memaksimalkan keberadaan dua unit mobil perpustakaan keliling, Disarpus juga menggelar pameran buku setiap tahunnya.

“Mulai hari ini [kemarin], hingga tanggal 26 Oktober mendatang, kami mengadakan pameran buku di sini. Ada 150 penerbit yang turut serta di sini. Ini bagian dari rangkaian memeriahkan Hari Jadi ke-100 Kabupaten Karanganyar. Selain pameran buku, kami juga mengadakan lomba puisi, lomba mewarnai, pidato bahasa Inggris, dan lain sebagainya,” kata Bambang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif