Jogja
Sabtu, 21 Oktober 2017 - 05:20 WIB

Bule dan 10 Tumpeng dalam "Open House" Gubernur dan Wagub DIY

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dan tamu undangan mengucapkan selamat dan bersalaman dengan Gubernur DIY, Sir Sultan Hamengku Buwono X didampingi istri GKR Hemas, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X berserta istri GKBR.Ay. Atika Paku Alam X dalam acara Mangayubagya Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY Kenduri Ageng di Pendopo Kepatihan, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Jumat (20/10/2017). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Ribuan warga menghadiri Kenduri Ageng dan Open House di Bangsal Kepatihan, Jumat (20/10/2017).

Harianjogja.com, JOGJA — Ribuan warga menghadiri Kenduri Ageng dan Open House di Bangsal Kepatihan, Jumat (20/10/2017). Acara yang merupakan salah satu rangkaian mangayubagya Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY tersebut tak hanya dihadiri oleh warga Jogja saja, tapi juga orang luar.

Advertisement

Bahkan ada warga Jerman yang datang langsung untuk memberikan selamat pada Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Masyarakat sudah mulai memadati area Bangsal Kepatihan sejak Pukul 08.00 WIB. Mereka duduk secara lesehan karena memang tidak disediakan kursi. Tak lama kemudian, Sri Sultan HB X bersama Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X beserta sang istri, KGBRAy Paku Alam X memasuki tempat acara dan lantas duduk bersama.
Kenduri Ageng dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan diawali doa bersama.

Advertisement

Masyarakat sudah mulai memadati area Bangsal Kepatihan sejak Pukul 08.00 WIB. Mereka duduk secara lesehan karena memang tidak disediakan kursi. Tak lama kemudian, Sri Sultan HB X bersama Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X beserta sang istri, KGBRAy Paku Alam X memasuki tempat acara dan lantas duduk bersama.
Kenduri Ageng dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan diawali doa bersama.

Selepas itu, Sri Sultan HB X memotong tumpeng yang bernama Sangga Buwana. Potongan tumpeng lalu ia berikan pada Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi dan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo.

Pada momen itu sendiri Pemda DIY menghadirkan 10 tumpeng yang terdiri dari lima jenis tumpeng berbeda. Tumpeng-tumpeng itu diberi nama : Tumpeng Kendhit, Tumpeng Robyong, Tumpeng Urubing Damar dan Tumpeng Punar. Untuk tumpeng yang tidak dipotong oleh sang raja, diberikan kepada masyarakat untuk dinikmati.

Advertisement

Tumpeng tersebut terletak pada selembar alas berupa telur dadar yang berbentuk bulat dan berdiamater lebih besar dari tumpeng yang menindihnya. Dalam hal ini manusia wajib menyelaraskan segala kehidupan di alam semesta sehingga tidak terjadi kerusakan jasmani, rohani, lahir batin. Telur dalam tumpeng itu dimaknia sebagai awal dari kehidupan yang setelah mengalami berbagai macam pengalaman (pendadaran) menjadi sesuatu yang gumelar (siap dengan berbagai ketangguhan dalam menghadapi sesuatu).

Kemudian ada Tumpeng Kendhit yang terbuat dari nasi putih yang di tengah badannya ditetsi dengan air kunyit melingkar mengelilingi tumpeng. Tumpeng Kendhit merupakan simbol dari keberhasilan manusia dalam mengatasi semua masalah, halangan, rintangan dan kesulitan.

Selepas itu, Sri Sultan HB X memotong tumpeng yang bernama Sangga Buwana. Potongan tumpeng lalu ia berikan pada Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi dan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo.

Advertisement

Pada momen itu sendiri Pemda DIY menghadirkan 10 tumpeng yang terdiri dari lima jenis tumpeng berbeda. Tumpeng-tumpeng itu diberi nama : Tumpeng Kendhit, Tumpeng Robyong, Tumpeng Urubing Damar dan Tumpeng Punar. Untuk tumpeng yang tidak dipotong oleh sang raja, diberikan kepada masyarakat untuk dinikmati.

Setelah prosesi potong memotong tumpeng selesai dilaksanakan, acara berlanjut ke bagian salam-salaman antara pemimpin dengan yang dipimpin. Bagi masyarakat yang telah bersalaman dan mengucapkan selamat kepada Sri Sultan HB X dan KGPAA Paku Alam X mereka bisa langsung mengganyang hidangan yang telah disediakan oleh Pemda DIY.

Kepala Bagian Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Amiarsi Harwani mengatakan pihaknya menyiapkan kurang lebih 3.000 porsi makanan yang terdiri dari tumpeng, bakso, nasi merah, es dawet dan makanan tradisional lainnya.

Advertisement

Ami, begitu ia biasa disapa, mengatakan acara Kenduri Ageng dan Open House bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat agar bisa memberikan ucapan selamat kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X.

“Selain sebagai bentuk rasa syukur, dengan adanya Kenduri Ageng dan Open House ini masyarakat bisa langsung memberikan selamat. Kami ingin memfasilitasi keinginan masyarakat, kalau tidak ada acara seperti ini kan mereka tidak bisa memberikan selamat secara langsung,” ucapnya di sela-sela acara.

Apa yang disampaikan oleh Ami diamini betul oleh Puji Lestari, warga Kasihan Bantul. Ia sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Pemda DIY. Dengan adanya Open House, katanya, ia bisa langsung memberikan selamat kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DIY periode masa jabatan 2017-2022.

Harapan Puji Lestari singkat dan sederhana tapi mungkin sulit diwujudkan. “Saya hanya berharap kedepan beliau bisa membawa DIY menjadi semakin lebih baik,” ucapnya.

Harapan serupa juga disampaikan oleh Sukir yang duduk disebelah Puji Lestari. Ia berharap Sri Sultan HB X dan KGPAA Paku Alam X bisa mengayomi warga, membuat jogja semakin tentram dan semakin mensejahterakan masyarakat. Menurutnya, status keistimewaan yang disandang DIY ditujukan untuk mensejahterakan semua rakyat, bukan hanya untuk dinikmati segelintir golongan tertentu.

Hajatan Kenduri Ageng dan Open House tidak hanya menarik minat warga DIY, orang luar pun ada yang ikut serta. Salah satunya adalah Anne yang merupakan warga Jerman. Ia mengaku datang karena diajak oleh temannya.

Anne melihat prosesi salam menyalam itu sebagai sesuatu yang unik karena ia belum pernah melihat orang berkumpul ramai-ramai untuk bersalaman dengan seseorang. “Nice, very nice,” ucap wanita yang sebelumnya pernah kuliah di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2009 itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif