Jogja
Sabtu, 21 Oktober 2017 - 12:20 WIB

20 Warga Negara Asing Belajar Pertanian di UGM

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa bule asal Melbourne, Australia, saat memanen padi di Desa Pentur, Simo, Boyolali. Foto diambil beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Sekitar 20 orang dari 14 negara mengikuti pelatihan di bidang pertanian holtikultura yang digelar Fakultas Pertanian UGM

 
Harianjogja.com, SLEMAN – Sekitar 20 orang dari 14 negara mengikuti pelatihan di bidang pertanian holtikultura yang digelar Fakultas Pertanian UGM bersama Center for Development Innovation Wageningen University and Research (CDI WUR) Belanda selama dua pekan sejak pekan pertama bulan Oktober 2017 di DIY.

Advertisement

Para peserta pelatihan bertema Rantai Nilai Holtikultura yang Berkelanjutan Menuju Masa Depan itu merupakan alumni Netherland Fellowship Program (NFP).

Koordinator Kegiatan dari Departemen Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian UGM Ani Widiastutui mengatakan, pelatihan itu merupakan pengembangan kapasitas bagi alumni NFP tersebut yang bekerja di bidang pertanian dan berada di pertengahan karier. Ia berharap kegiatan itu dapat meningkatkan kemampuan merancang dan menerapkan inovasi bagi keselamatan dan keamanan nutrisi maupun pangan.

“Peserta acara terdiri dari 20 orang yang berasal dari 14 negara di benua Asia dan Afrika. Seperti Bangladesh, Yordania, Indonesia, Benin, Zimbabwe, Bhutan,  Vietnam, Nepal, India, Namibia, Uganda, Ethiopia, Tanzania, dan Kenya. Mereka belajar pertanian,” terangnya dalam rilis kepada Harianjogja.com, Jumat (20/10/2017).

Advertisement

Sedangkan Penanggungjawab dari CDI WUR Edwin Van Der Maden menambahkan, para peserta berasal dari perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah dan lembaga swasta berbeda-beda.

Tidak hanya belajar mengenai sistem keberlanjutan dalam rantai nilai, tetapi juga membangun jejaring antar negara untuk memperkuat kerja sama internasional di bidang penelitian dan penyelesaian masalah di bidang holtikultura dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

“Metode dari kuliah ini terdiri dari kuliah interaktif oleh fasilitator dan tamu ahli, studi kasus dan kerja kelompok, latihan dan penugasan, ekskursi lapangan ke lahan pertanian serta seminar alumni yang dihadiri oleh alumni lulusan sekolah di Belanda terutama yang berada di Pulau Jawa,” ungkap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif