Lifestyle
Jumat, 20 Oktober 2017 - 23:45 WIB

Mudah Lelah dan Berubah Mood? Bisa Jadi Terkena Multipel Sklerosis

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (Reuters)

Mudah lelah dan berubah mood bisa menjadi ciri terkena multipel sklerosis.

Solopos.com, SOLO – Pernahkah merasa orang di sekitar Anda tiba-tiba mengatakan mudah lelah atau suasana hatinya dengan cepat berubah? Jangan langsung menyebutnya pemalas, karena bisa jadi ia terkena multipel sklerosis (MS).

Advertisement

Spesialis saraf dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Dr Riwanti Estiasari, SpS(K), mengatakan kondisi ini disebabkan sel imun tubuh yang menyerang organ-organ tubuh.

“Harusnya kalau ada kuman masuk akan dibunuh sel darah putih. Tapi yang terjadi pada penyandang MS, sel darah putih terlalu aktif dan menyerang sel-sel saraf dan merusak tubuh kita sendiri,” ujar dia di Jakarta, Jumat (20/10/2017), seperti dilansir Antara.

Selain mudah lelah, penyandang MS juga umumnya terganggu penglihatannya, bermasalah dalam keseimbangan sehingga terkadang bermasalah saat berjalan, mudah kebas atau kram dan bermasalah saat berpikir.

Advertisement

“Lebih dari 50 persen penyandang terganggu penglihatannya, dari pandangannya kabur, sampai menghilang, gangguan keseimbangan dan memburuk pada kondisi panas. Pasien tidak suka panas, mandi air terlalu panas, penglihatan suka dirasa menurun,” papar Riwanti.

Namun yang membuat frustasi, adalah gejala yang hilang dan timbul. Inilah yang terkadang membuat penderita mendapat label pemalas dan manja.

“Gejalanya hilang timbul, bulan ini kakinya diseret-seret, bulan depan enggak lagi atau lain lagi gejalanya. Bisa sewaktu-waktu memberat. Kadang dianggap berpura-pura, malas hingga gangguan jiwa,” kata Riwanti.

Advertisement

Perlu diingat, seseorang tak bisa langsung didiagnosis menyandang MS hanya berkaca pada gejala yang disebutkan di atas. Dokter harus melakukan sejumlah pemeriksaan dulu untuk memastikannya.

“Kalau sudah ada gejala bisa dilakukan pemeriksaan MRI, pemeriksaan darah, pemeriksaan cairan otak dan saraf. Tetapi, gejalanya memang tidak khas dan seringkali harus ditunggu. Ketika diperiksa kadang-kadang tidak ada apa-apa,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif