Jogja
Kamis, 19 Oktober 2017 - 12:41 WIB

Ini Kata Penambang Soal Ratusan Hektare Lahan Terancam Tenggelam

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mengeruk salah satu lokasi penambangan untuk dibuat parit agar kendaraan pengangkut pasir tidak bisa melintas masuk ke kawasan bantaran Sungai Progo di Desa Banaran, Galur, Jumat (18/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Penambang pasir berjanji akan menindaklanjuti keluhan warga soal ancaman banjir.

Harianjoagja.com, BANTUL— Ratusan hektare lahan pertanian di bantaran Sungai Progo tepatnya di Desa Poncosari, Srandakan, Bantul terancam tenggelam akibat bertumpuknya material batu koral sisa penambangan pasir di tengah sungai. Penambang berjanji akan menyelesaikan masalah ini.

Advertisement

Area persawahan seluas 150-an hektare di Desa Poncosari, Srandakan tersebut terancam diterjang aliran sungai ketika curah hujan tinggi di musim penghujan. Sekretaris Desa Poncosari, Muhammad Cholil mengungkapkan, tumpukan material ini merupakan sisa-sisa penambangan pasir yang dilakukan oleh PT Pasir Alam Sejahtera (PAS) Menurutnya, pihak penambang sengaja menumpuk material ini untuk memudahkan proses pengerukan pasir di tengah sungai. “Karena ada bantak [tumpukan batu koral] aliran air jadi ke timur semua, ke area persawahan,” katanya Rabu (18/10/2017).

Merespons keluhan warga, otoritas PT PAS berjanji akan membersihkan tumpukan batu koral di tengah sungai agar tak menyebabkan banjir lahan pertanian.

Ketika dikonfirmasi, Rofiandi, Direktur Utama PT PAS mengatakan, sudah menyiapkan tenaga kerja untuk membersihkan tumpukan batu itu. Tenaga kerja di lokasi tersebut akan diinstruksikan untuk segera membersihkan batu koral yang dipermasalahkan.

Advertisement

“Ada beberapa tumpukan saja, besok [19/10/2017] sudah akan dibersihkan,” kata Rofiandi. Ia mengakui keluhan tersebut sudah pernah disampaikan langsung oleh beberapa pihak kepadanya, termasuk oleh warga. Hanya saja, ia beradlih, butuh waktu untuk melakukan pembersihan tumpukan batu. Meski demikian, ia menolak anggapan jika pihaknya sengaja menumpuk material tersebut dengan maksud apapun.

Adapun warga bantaran sungai telah berulang kali menyampaikan keluhan ini kepada pemilik tambang, warga mendesak penambang segera membersihkan tumpukan material koral ini.

Namun permintaan ini tak pernah digubris bahkan penambang terkesan mengacuhkannya.Saking jengkelnya, warga juga pernah melayangkan keluhan serupa kepada sejumlah pihak seperti DPRD DIY, DPRD Bantul dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO). Namun, keluhan ini juga tak membuahkan hasil.

Advertisement

 

Keluhan senada disampaikan warga Dusun Babakan, Darisman. Selain mengancam ratusan hektare area pertanian, aliran Sungai Progo juga berpotensi menenggelamkan tiga dusun yakni Dusun Bibis, Ngentak, dan Babakan. Padahal menurutnya saat seperti ini yang belum memasuki puncak musim hujan, aliran Sungai Progo yang berbelok ke timur telah menyebabkan abrasi lahan pertanian milik warga Dusun Babakan. “Apalagi nanti, tanggul bisa jebol,” keluhnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif