Jogja
Kamis, 19 Oktober 2017 - 15:40 WIB

Ayo Pantau Kinerja Guru Besar Lewat Situs Ini

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peneliti di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI Lukman (kanan) menerima kenang-kenangan dari Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jogja Tjukup Marnoto sesuai sosialisasi Sinta, Rabu (18/10/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Rapor Merah Sinta Bisa Memangkas Tunjangan Guru Besar

Harianjogja.com, SLEMAN— Publik dapat memantau secara langsung kinerja guru besar dan lektor kepala di seluruh perguruan tinggi di Indonesia secara online berdasarkan hasil penelitian yang diwujudkan melalui karya ilmiah Science Technology Index (Sinta).

Advertisement

Kinerja kedua status akademisi itu akan ditentukan melalui tiga lampu yaitu hijau, kuning dan merah yang akan dipublikasikan setelah 18 November 2017 dalam laman indeks tersebut. Perolehan lampu merah dapat mengurangi tunjangan guru besar maupun lektor kepala.

Kementerian Riset dan Teknologi(Kemenristek) Pendidikan Tinggi (Dikti) telah meluncurkan Sinta pada awal 2017 lalu yang bisa diakses melalui laman sinta.ristekdikti.go.id. Situs ini sebagai indeks karya tulis ilmiah dosen di seluruh perguruan tinggi di Indonesia sebagai tindak lanjut Permenristek Dikti No.20/2017 tentang tunjangan profesi dosen dan tunjangan kehormatan profesor yang salah satunya mewajibkan dosen memiliki karya ilmiah hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal internasional.

Peneliti di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman menjelaskan, indeks Sinta sebagai alat ukur untuk melihat kinerja perguruan tinggi melalui publikasi yang dikeluarkan dari hasil riset para dosennya.

Advertisement

Sejak diluncurkan awal 2017 lalu, sudah ada 43.000 penulis atau dosen yang terdaftar di laman Sinta dengan jumlah sekitar 400.000 artikel. Angka itu baru sekitar 15% dari total dosen di seluruh Indonesia yang mencapai 300.000 orang. Adapun syarat mendaftar di indeks tersebut harus memiliki karya ilmiah yang terpublikasikan baik di tingkat nasional maupun internasional selama tiga tahun terakhir.

“Saat ini diprioritaskan untuk lektor kepala dan guru besar, pendaftaran tahap ketiga kami buka hari ini [Rabu, 18 Oktober], akan ditutup pada 7 Nopember [2017], tanggal 18 dibuka hasil evaluasi, setelah itu tahun depan baru kami buka lagi,” terang pria yang juga admin Indek Sinta Kemenristek Dikti ini seusai memberikan sosialisasi di UPN Veteran, Rabu (18/10/2017) siang.

Pengumuman rapor baik merah, kuning maupun hijau, kata dia, akan diposting setelah tanggal 18 Nopember 2017. Dosen maupun guru besar yang mendapatkan tanda merah alias rapor merah maka tunjangan yang didapatkan akan dipotong secara perlahan. Sementara rapor kuning berarti dosen masih memiliki tanggungjawab hutang untuk menambah jumlah karya ilmiah sesuai yang ditetapkan pemerintah minimal satu jurnal internasional dalam setahun. Pemerintah tidak akan mengutak-atik tunjangan dosen yang mendapatkan rapor hijau.

Advertisement

“Nanti akan diketahui, masyarakat dapat melihat langsung profesor yang kinerjanya baik atau yang masih [rapor] merah, semua nilai transparan enggak ada yang ditutup-tutupi, semua orang bisa komplain ke Sinta kalau ada yang nggak sesuai,” kata dia.

Menurut Lukman, penerapan Sinta ini dapat digunakan untuk menghapus istilah GBHN alias guru besar hanya nama. Karena dengan dipublikasikan itu maka setiap dosen memiliki tanggungjawab moral untuk menulis. Dari sekitar 5.000 profesor di Indonesia baru sekitar 2.000 yang mendaftarkan karya ilmiahnya di Sinta. Adapun peringkat lima besar dalam indeks Sinta UGM berada di posisi teratas, IPB, ITB, LIPI, UI. Banyaknya dosen yang mendaftar akan mempengaruhi peringkat dari suatu perguruan tinggi.

Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jogja Tjukup Marnoto yang mengikuti sosialisasi Sinta menyatakan, hingga kemarin sudah ada 121 dosen UPN dari 600 dosen yang telah terdaftar di indek sbuatan Kemenristek Dikti itu. Ia mengakui keberadaan laman tersebut dapat mendorong dosen untuk menulis karya ilmiah sekaligus dapat mengukur kemampuan diri. “Kalau tambah ribet sih iya, tetapi kan itu kewajiban yang harus dipenuhi sebagai dosen, intinya jadi termotivasi,” ujar dia.

Tjukup sendiri mendapatkan nilai tertinggi dari seluruh dosen UPN dalam indeks Sinta dengan skor 4.17. Dalam pangkalan data Scopus, ia mendapatkan nilai 2 dan indeks google scholar dengan nilai 4. Menurut Lukman, seluruh lektor kepala dan guru besar ditargetkan masuk ke Sinta hingga 2018 mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif