Jatim
Rabu, 18 Oktober 2017 - 19:05 WIB

Petani Tulungagung Panen Dini karena Lahan Padi Terendam Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah terendam banjir (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pertanian Tulungagung, petani memanen dini karena sawah terendam banjir.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG — Sejumlah petani di Tulungagung terpaksa memanen dini tanaman padi karena areal persawahan terendam banjir. Sejauh ini, diketahui lebih dari 30 hektare lahan padi di beberapa wilayah setempat terdampak bencana itu.

Advertisement

Petani di Dusun Gambiran, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Suroyo, 50, mengaku panen lebih cepat terpaksa dilakukan agar bulir padi tidak membusuk.

“Sebenarnya sudah waktunya panen ini, sudah tiga bulan (usia). Tapi keduluan banjir sehingga harus segera dipanen,” kata pria yang sawahnya ikut terendam banjir itu, Rabu (18/10/2017).

Advertisement

“Sebenarnya sudah waktunya panen ini, sudah tiga bulan (usia). Tapi keduluan banjir sehingga harus segera dipanen,” kata pria yang sawahnya ikut terendam banjir itu, Rabu (18/10/2017).

Dia membeberkan di area persawahan Dusun Gambiran itu, tak kurang dari 10 hektare sawah terendam banjir.

Menurut Suroyo dan penuturan petani setempat, luapan air Sungai Gambiran dan Ngentrong meluber ke area persawahan. Padahal seharusnya air langsung mengalir ke Saluran Parit Agung, dan dibuang ke laut melalui terowongan Niyama.

Advertisement

Akibatnya saat turun hujan deras selama sehari semalam dan debit air sungai meningkat, air meluap dan masuk ke persawahan sekitarnya.

“Bagaimanapun gabah yang sudah terkena banjir harganya akan jatuh. Apalagi jika kelamaan terendamnya, semoga belum terlambat dan bisa dikeringkan dengan cara dijemur,” kata dia.

Beberapa area persawahan lain yang dilaporkan mengalami banjir di antaranya terjadi di wilayah Bandung, Gondang, serta Pakel.

Advertisement

Kondisi terparah biasanya di area persawahan yang ada di kanan-kiri area hilir Sungai Parit Raya dan Parit Agung menjelang masuk ke arah Bendung Niyama yang menjadi pintu muara menuju laut selatan di Pantai Sidem.

Luapan air kiriman dari area hulu di wilayah Trenggalek dan Tulungagung menjadi penyebab menumpuknya air di area hilir yang berakibat banjir di kawasan pemukiman dan persawahan di Tulungagung Selatan ini.

Sumaji, petani Tulungagung yang sawahnya tidak terimbas banjir mengatakan gabah yang sudah terdampak banjir biasanya banyak yang rusak karena bulir padi/beras mudah pecah-pecah.

Advertisement

Kondisi fisik bulir padi yang tidak utuh baik sebelum maupun sesudah proses penggilingan itulah yang kemudian memengaruhi harga gabah, tidak sama dengan produk sejenis yang tidak terpengaruh banjir.

“Pembeli biasanya sudah hafal mana gabah yang kondisinya baik dan mana yang bekas terendam banjir dan berpotensi rusak sehingga nilai perkiraan harganya juga otomatis turun,” ujarnya.

Advertisement
Kata Kunci : Pertanian Tulungagung
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif