News
Rabu, 18 Oktober 2017 - 23:20 WIB

Pengelolaan Keuangan UKM Masih Tercampur

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Akses Perbankan Badan Ekonomi Kreatif, Restog K. Kusuma (kanan) dan CEO and Co-Founder Financial Wisdom, Adjie Wicaksana (kiri) saat memberikan keterangan pers di sela-sela Kelas Manajemen Keuangan Usaha di Hotel Grand Mercure, Selasa (17/10/2017). (Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

“Maka Bekraf berusaha memberikan wawasan perlunya memisahkan keuangan melalui kelas ini”

Harianjogja.com, JOGJA-Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) masih belum terbiasa mengelola keuangan dengan baik. Keuangan pribadi dan usaha kerap masih tercampur, padahal hal ini menjadi salah satu pertimbangan bank dalam menilai kapasitas pengusaha sebelum menyalurkan kredit.

Advertisement

Direktur Akses Perbankan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Restog K Kusuma mengatakan, banyak UKM masih bias mengelola keuangan pribadi dan usaha. Mereka masih enggan memisahkan keduanya dalam pembukuan yang terstruktur. Kondisi seperti itu bisa merugikan pelaku usaha karena bank akan melihat rekam jejak keuangan pelaku UKM sebelum memberikan pinjaman.

“Kalau [keuangan pribadi dan usaha] masih campur, bank kesulitan melihat posisi usaha pada saat itu,” kata Restog pada awak media di sela-sela acara Kelas Manajemen Keuangan Usaha di Hotel Grand Mercure, Selasa (17/10/2017).

Ia mengakui, untuk mendapatkan kredit perbankan memang tidak mudah karena bank akan mencermati banyak hal, di antaranya karakter pengusaha, kemampuan bayar, dan kondisi usaha saat itu. Saat bank tidak mendapatkan data keuangan usaha yang valid karena keuangan masih tercampur dengan uang pribadi maka bank sulit akan mempertimbangkan proposal pengajuan kredit sebelum meloloskannya.

Advertisement

“Maka Bekraf berusaha memberikan wawasan perlunya memisahkan keuangan melalui kelas ini,” tegas Restog.

Selain itu, tujuan dari kelas manajemen keuangan ini agar UKM mengetahui posisi keuangan perusahaan, mengetahui profit, dan kondisi penjualannya. Kegiatan ini merupakan diikuti 100 pelaku UKM kreatif di DIY.

Restog mengakui, DIY menjadi salah satu kantong UKM di Indonesia. Melihat jumlahnya yang besar, Bekraf bertanggung jawab untuk mendampingi dalam hal akses ke perbankan, permodalan, maupun pemasaran. Hal ini dilakukan mengingat kontribusi UKM terhadap ekonomi DIY cukup besar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif