Jateng
Rabu, 18 Oktober 2017 - 13:50 WIB

BENCANA JATENG : Ini Kiat Basarnas Hindari Kaget Hadapi Banjir dan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Personel Basarnas Jateng tengah menggelar apel sebelum menjalani latihan fisik sebagai kesiapan menghadapi bencana tanah longsor dan banjir di Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (17/10/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa-Humas Basarnas)

Bencana berupa tanah longsor dan banjir yang menghantui masyarakat Jateng disongsong personel Basarnas dengan latihan.

Semarangpos.com, SEMARANG – Bencana berupa tanah longsor dan banjir menjadi momok bagi masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) pada musim hujan saat ini. Data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng baru-baru ini bahkan menyebutkan hampir seluruh wilayah di Jateng rawan longsor dan banjir.

Advertisement

Ancaman itu pun disikapi Badan SAR Nasional (Basarnas) Jateng dengan melakukan sederet persiapan agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Salah satu persiapan yang dilakukan lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban itu dengan menempa personilnya latihan fisik di lereng Gunung Ungaran, Selasa (17/10/2017).

[Baca juga Hanya Salatiga Daerah di Jateng yang Tidak Rawan Banjir dan Longsor]

Kepala Basarnas Jateng, Noer Isrodin Muchlisin, menyebutkan latiah itu digelar semata-mata demi menyiapkan personelnya agar lebih siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Hal itu sangat dibutuhkan mengingat wilayah di Jateng memiliki tingkat bencana dan kecelakaan yang cukup tinggi.

Advertisement

“Untuk itu, dalam upaya meningkatkan kesiapan personel, Basarnas Jateng menggelar latihan fisik dan mental dengan melakukan pendakian di Gunung Ungaran. Kesiapan fisik dan mental sebagai bentuk antisipasi bencana dan kecelakaan yang tidak bisa diprediksi. Apalagi, pada musim hujan bencana dan kecelakaan mengalami peningkatan,” tulis Noer Isrodin dalam keterangan resmi yang diterima Semarangpos.com, Selasa.

Latihan fisik di kaki Gunung Ungaran diikuti 100 personel dari Kota Semarang, Jepara, Solo dan Cilacap ditambah mitra komunitas masyarakat terdekat.

“Dengan kesiapan kita, semoga masyarakat di Jawa Tengah semakin tenang karena pilar penting dalam mengatasi keadaan darurat sudah siap kapan pun dan di mana pun dibutuhkan,” imbuh Noer Isrodin.

Advertisement

Ia pun mengingatkan akan bahaya bencana hidrometeorologi yang mengancam kala hujan lebat mengguyur wilayah Jateng. Sebab, kata Noer di saat bersamaan diperkirakan muncul potensi bencana banjir, angin puting beliung, maupun tanah longsor.

Dari data Basarnas Jateng, selama 2016 lalu ada sekitar 216 kejadian yang terjadi pada musim hujan. Dari jumlah itu, sekitar 175 kejadian atau 80% merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

“Kemudian ada kecelakaan perairan baik itu kasus hanyut di sungai, maupun orang tenggelam di sungai, waduk maupun pantai,” imbuh Noer Isrodin.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif