Jogja
Rabu, 18 Oktober 2017 - 14:20 WIB

600 Personel Gelar Gladi Lapang Penanganan Erupsi Merapi 2017

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebanyak 600 personil lembaga daerah ikuti Upacara Pembukaan Gladi Lapang Penanganan Erupsi Merapi 2017 Penanganan Erupsi Merapi 2017 di Lapangan Jangkang pada Rabu (18/10/17). (Birgita Olimphia Nelsye/Harian Jogja).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada hari ini (18/10/2017) pukul 09.10 WIB menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Gladi Lapang Penanganan Erupsi Merapi 2017

 
Harianjogja.com, SLEMAN– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada hari ini (18/10/2017) pukul 09.10 WIB menyelenggarakan kegiatan bertajuk Gladi Lapang Penanganan Erupsi Merapi 2017.

Advertisement

Salah satu rangkaian acara ini adalah kegiatan Upacara di Lapangan Jangkang, Widodo Martani, Ngemplak, Sleman. Tema yang diambil pada tahun 2017 ini adalah penguatan kapasitas penanganan darurat potensi bencana Erupsi Merapi.

Dalam prosesi upacara tersebut, Sekretaris Daerah DIY, Gatot Saptadi menjelaskan maksud diadakannya kegiatan ini, yaitu untuk meningkatkan kemampuan taktis aparat penanggulangan bencana Daerah Istimewa Yogyakarta melalui pelaksanaan gladi lapang.
“Salah satu upaya mengurangi bencana adalah dengan melakukan simulasi bencana. Dengan pelaksanaan gladi lapang, kemampuan taktis petugas penanggulangan bencana semakin terlatih”, tambahnya.

Simulasi bencana ini sendiri telah menjadi agenda rutin BPBD DIY yang diselenggarakan setiap bulan Oktober. Ini merupakan upaya BPBD untuk mengurangi risiko bencana Erupsi Merapi melalui kegiatan mitigasi bencana. Mitigasi dilakukan baik bersifat persiapan fisik, maupun non-fisik.

Advertisement

“Acara ini melibatkan 600 personil dari 37 lembaga daerah yg memiliki mandat untuk melakukan respon terhadap ancaman Gunung Merapi. Mereka terbagi ke dalam 5 Klaster yaitu Klaster SAR (Search and Rescue, Klaster Kesehatan, Klaster Logistik, Klaster Komunikasi dan Klaster Keamanan,” ujar Saptadi.

Saptadi mengingatkan untuk menjadikan peristiwa Erupsi Merapi 2010 sebagai pelajaran agar dapat lebih siap jika nanti terjadi bencana seperti ini lagi. “Tanda-tanda dapat dikenali, tapi kedatangannya tidak dapat ditolak,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif