Jogja
Selasa, 17 Oktober 2017 - 11:55 WIB

Pancamulia, Misi Sultan Lima Tahun ke Depan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DIY, Sultan Hamengkubuwono saat Pidato sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta masa jabatan tahun 2017-2022 pada Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY di Komplek DPRD DIY, Jln. Malioboro, Jogja, Senin (16/10). (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Setelah resmi dilantik jadi Gubernur DIY pekan lalu untuk masa jabatan 2017-2022, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pidato sambutan perdananya

Harianjogja.com, JOGJA—Setelah resmi dilantik jadi Gubernur DIY pekan lalu untuk masa jabatan 2017-2022, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pidato sambutan perdananya pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD DIY, Senin (16/10/2017).

Advertisement

Dalam pidatonya, Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut menyampaikan misinya selama lima tahun kedepan yang diberi nama Pancamulia atau Lima Kemulian.

Pancamulia adalah ‘kelanjutan’ dari visi Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Tema visi ini telah ia sampaikan sebelumnya pada saat penetapan dirinya menjadi Gubernur, 2 Agustus 2017 lalu. “Kemuliaan martabat manusia Jogja menyandang Misi Lima Kemuliaan atau Pancamulia,” kata Sri Sultan HB X saat membuka pidatonya.

Advertisement

Pancamulia adalah ‘kelanjutan’ dari visi Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Tema visi ini telah ia sampaikan sebelumnya pada saat penetapan dirinya menjadi Gubernur, 2 Agustus 2017 lalu. “Kemuliaan martabat manusia Jogja menyandang Misi Lima Kemuliaan atau Pancamulia,” kata Sri Sultan HB X saat membuka pidatonya.

Pancamulia terdiri dari lima bagian, yakni, pertama, terwujudnya peningkatan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing; kedua, terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomian masyarakat, serta penguatan ekonomi yang berbasis pada sumberdaya lokal, untuk pertumbuhan pendapatan masyarakat sekaligus pemerataan ekonomi yang berkeadilan.

Ketiga, terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama, baik pada lingkup masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang rasa, kesantunan, dan kebersamaan; keempat, terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis; dan kelima, terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil penyelenggara pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung tinggi kejujuran, nurani rasa malu, nurani rasa bersalah dan berdosa apabila melakukan penyimpangan dalam bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Advertisement

Menurutnya, arah program itu akan difokuskan pada kelompok masyarakat miskin, masyarakat berpenghasilan rendah, dan masyarakat kurang beruntung; melalui pendekatan spasial atau satuan ruang wilayah.

Ia menyebut, prioritas program dan kegiatan harus diarahkan pada satuan-satuan wilayah yang tertinggal, khususnya untuk wilayah Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo melalui pendekatan spasial secara terpadu.

“Pemaknaan hidup dalam perspektif ini adalah upaya peningkatan harkat dan martabat masyarakat melalui pemenuhan program dan kegiatan, dalam urusan pelayanan dasar seperti: kesehatan, pendidikan, pangan, papan, air bersih dan infrastruktur dasar lainnya,” ucapnya.

Advertisement

Upaya meningkatan harkat dan martabat penghidupan, lanjutnya akan dilakukan melalui peningkatan pendapatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat kurang beruntung yang dilakukan melalui penyelenggaran urusan tenaga kerja, pangan, kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian, kehutanan, perdagangan, perindustrian dan UMKM.

Sedangkan untuk meningkatkan harkat dan martabat kehidupan dilakukan melalui beberapa hal, yakni : ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dan sosial.

Sultan melanjutkan, untuk melaksanakan Pancamulia kedua akan dilakukan dengan cara memajukan wilayah-wilayah pinggiran dan terpencil. Ia menyebut dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan diikuti dengan pengembangan program-program besar seperti Kawasan Industri Sentolo, Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto, bandar udara New Yogyakarta International Airport, Penyediaan Air Bersih di Wilayah Gunungkidul dan Kulonprogo, Rintisan Tata Ruang dan Transportasi Ramah Lingkungan serta Pusat Budaya Kontemporer Jogja.

Advertisement

Sedangkan untuk Pancamulia ketiga, ucap Sultan, pihaknya akan menterjemahkan misi tersebut ke dalam program dan kegiatan yang masuk dalam urusan perhubungan, pendidikan, pemuda dan oelahraga, kebudayaan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

“Pancamulia keempat akan dilakukan melalui peningkatan tata kelola pemerintahan yang demokratis mencakup program penataan kelembagaan, tata laksana, sistem rekruitmen dan promosi  menuju ‘keterbukaan, kemudahan, dan kejelasan’ sesuai azas-azas demokrasi,” imbuh Sultan.

Ia menambahkan, untuk Pancamulia kelima akan diwujudkan dengan peningkatan perilaku bermartabat aparatur sipil negara mencakup program: perubahan etos kerja yang menekankan perubahan persepsi (mindset) dari tugas birokrasi sebagai pekerjaan kantoran, menjadi tugas birokrasi sebagai karya peradaban, menciptakan SDM yang berintegritas yang menjunjung tinggi budaya malu dan budaya merasa bersalah apabila melakukan penyimpangan-penyimpangan, serta membangun birokrasi dengan Ruh budaya karya berkualitas tinggi.

Tema Visi dan Misi tersebut selanjutnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan program pembangunan lima tahun ke depan, melalui dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi mengatakan Pemda DIY tahun ini akan memprioritaskan pembangunan di wilayah selatan sesuai dengan amanat dari gubernur untuk mengurangi angka kemiskinan. Namun, meski demikian hingga saat ini Pemda DIY belum memiliki angka pasti terkait target penurunan kemiskinan.

Ia menyatakan, cara menurunkan kemiskinan adalah dengan membangun sarana dan prasarana dasar seperti rumah, jalan, penyedian air minum. “Kalau program-program besar yang disampaikan gubernur memang iya. Itu bagian dari pemicu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif