Soloraya
Senin, 16 Oktober 2017 - 14:15 WIB

WISATA SRAGEN : Berharap Tuah Pengembangan Desa Wisata di Kawasan Situs Sangiran

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas keamanan internal Museum Sangiran berjalan di dekat tembok bertuliskan Museum Manusia Purba Sangiran, baru-baru ini. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen, masyarakat sekitar Sangiran belum memanfaatkan potensi secara optimal.

Solopos.com, SRAGEN — Sebagai world heritage (warisan dunia), Situs Sangiran seluas 59,21 kilometer persegi yang membentang di 3 kecamatan di Sragen (Plupuh, Kalijambe, Gemolong) dan 1 kecamatan di Karanganyar (Gondangrejo) ibarat harta karun bagi masyarakat dunia, tak terkecuali masyarakat setempat. Sayang, belum banyak masyarakat lokal merasakan manisnya warisan tersebut.

Advertisement

Padahal banyak potensi lokal yang sebenarnya bisa dikembangkan di kawasan itu. Sebut saja potensi kerajinan suvenir bikinan warga Dukuh Sangiran, Krikilan, Kalijambe, Sragen. Pada periode akhir 1990an terdapat 35 pengrajin suvenir di dukuh itu. Mereka menjadikan profesi membuat kerajinan tangan sebagai pekerjaan utama.

Ironis, kelompok pengrajin tersebut justru tenggelam pascapembangunan museum Sangiran dan klasternya. Kini tinggal tiga pengrajin yang eksis menekuni profesi mereka. Itu pun lantaran mereka tak punya pilihan lain sumber penghasilan. Sedangkan 30an pengrajin lalinya memilih beralih profesi.

Potensi lain kawasan ini adalah keberadaan tempat-tempat penemuan fragmen fosil, lapisan tanah, dan jejak lautan dalam di Sangiran berupa beberapa sumber mata air berasa asin. Berbagai potensi tersebut belum tergarap optimal sebagai nilai lebih kawasan Sangiran.

Advertisement

Berdasar perhitungan Badan Pelestari Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) baru 30 persen kekayaan situs yang tergali. Sekitar 70 persen fosil menunggu eksplorasi. Kondisi itu menggugah kesadaran beberapa warga membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wonderful Sangiran pada 1 Februari 2017, atas prakarsa Sadiman, warga setempat.

“Arahnya kami melayani paket-paket kunjungan wisata ke objek-objek pendukung seperti mata air asin,” kata dia. Sadiman berharap layanan paket wisata tersebut bisa menggerakkan ekonomi lokal, sehingga bisa memberikan penghasilan tambahan bagi warga.

Targetnya peningkatan ekonomi warga. “Maksud saya kan ada dana desa, mbok yao berapa persen gitu untuk pengembangan wisata. Saya itu sudah koordinasi gak keruan. Sejauh ini belum ada dana desa yang untuk pariwisata setahu saya,” kata dia.

Advertisement

Buruh Bangunan

Harapan terhadap kemajuan wisata Sangiran juga datang dari Suyono, 42, salah seorang pengrajin suvenir asal Dukuh Sangiran, Krikilan, Kalijambe. Saat

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif