Jogja
Senin, 16 Oktober 2017 - 23:20 WIB

Mau Tambah Pemasukan? Budidaya Lele Bioflok Bisa Jadi Alternatif

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardjanto (tengah) bersama Bupati Sleman Sri Purnomo, Asek Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi DIY, Sigit Sapto Raharjo dan Direktur Ponpes MBS Prambanan, Fajar Sadik saat panen perdana budidaya ikan lele sistem bioflok di Ponpes Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan Sleman, Jumat (13/10/2017). (Harian Jogja/Abdul Hamid Razak)

Dengan dua unit bisa hasilkan panen 7,2 ton maka keuntungan bersih yang diraup bisa Rp35 juta per siklus

Harianjogja.com, SLEMAN-Hanya membutuhkan lahan terbatas, penerapan budidaya ikan bioflok dapat jadi alternatif bagi warga. Kondisi tersebut sangat cocok dilakukan warga perkotaan.

Advertisement

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto menjelaskan, secara ekonomi budidaya lele bioflok sangat menguntungkan petani. Sistem tersebut diharapkan dapat memicu kesinambungan usaha masyarakat.

Perhitungan kasarnya, dengan dua unit bisa hasilkan panen 7,2 ton maka keuntungan bersih yang diraup bisa Rp35 juta per siklus. Dia berharap ada kesinambungan usaha dengan melakukan reinvestasi sehingga kapasitas usaha ini akan semakin besar.

“Ratio pendapatan terhadap biaya produksi minimal 1,5. Artinya sudah dipastikan usaha ini sangat layak”, jelas Slamet saat mengunjungi Kelompok Ngupoyo Mino Tegaltirto Berbah, Jumat (13/10/2017).

Advertisement

Baca juga : Menguntungkan, KKP Kembangkan Sistem Bioflok di Pesantren dan Seminari

Tahun 2017 ini, Pemerintah mendorong pengembangan bioflok nasional sebanyak 203 unit usaha di 88 Kabupaten/Kota yang tersebar di 27 Provinsi. Target sasaran sebanyak 168 pondok pesantren, yayasan, lembaga pendidikan, koperasi, dan lembaga keagamaan dengan nilai anggaran sebesar Rp40,6 miliar.

Melalui program lele bioflok ini, Pemerintah menargetkan antara lain penyediaan produksi ikan sebesar 3.897 ton per tahun dengan nilai ekonomi mencapai Rp62,3 miliar per tahun. Selain itu, ada peningkatan pendapatan petani Rp7.000 per kg dan penyerapan tenaga kerja hingga 2.030 orang.

Advertisement

Bahkan, program ini diklaim mampu meningkatkan tingkat konsumsi ikan bagi  warga pondok pesantren dari semula 9 kg per kapita/tahun menjadi sedikitnya 15 kg/kapita/tahun.”Program ini juga sebagai pemberdayaan dan media pembelajaran bagi sekitar 157.000 santri,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif