Teknologi
Senin, 16 Oktober 2017 - 15:45 WIB

GOOGLE DOODLE: Olaudah Equiano: Aktivis Pembebasan Budak di Britania Raya

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Google Doodle 16 Oktober 2017. (Istimewa/Google.com)

Google menandai ulang tahun ke-272 dari Equiano dengan Google Doodle.

Solopos.com, SOLO – Google hari ini, Senin (16/10/2017), memajang sosok Olaudah Equiano di laman depan dengan Doodle Art. Google memperlihatkan ilustrasi seorang pria berkulit hitam yang sedang menulis.

Advertisement

Google sedang memperingati jasa  yang juga dikenal dengan julukan Gustavus Vassa. Ia adalah aktivis yang melawan perbudakan di Britania Raya pada abad ke-18.

Google menandai ulang tahun ke-272 dari Equiano dengan Google Doodle, yang lahir di Provinsi Eboe, di daerah yang sekarang berada di selatan Nigeria, pada 16 Oktober 1745.

Advertisement

Google menandai ulang tahun ke-272 dari Equiano dengan Google Doodle, yang lahir di Provinsi Eboe, di daerah yang sekarang berada di selatan Nigeria, pada 16 Oktober 1745.

Pada 1789, Olaudah Equiano mempublikasikan otobiografi tentang kehidupannya selama menjadi budak. Otobiografi itu memperkuat dukungan terhadap Undang-undang Perdagangan Budak yang disahkan pada 1807.

Setelah dasar hukum ditetapkan, era perbudakan di Britania Raya dan negara-negara koloninya pun berakhir. Manusia tak lagi diperjual-belikan.

Advertisement

Kehidupan awalnya tidak jelas karena ketiadaan informasi yang memadai, tetapi dia menceritakan bagaimana dia diculik dengan kakaknya saat berusia 11 tahun. Dia dijual pedagang budak setempat dan dikirim melintasi Atlantik ke Barbados dan kemudian Virginia dengan kapal.

Di Virginia, Equiano dijual kepada Michael Pascal, seorang letnan di Royal Navy, yang menamainya Gustavus Vassa, mengikuti nama raja Swedia abad ke-16.

Equiano sudah diganti namanya dua kali: dia dipanggil Michael saat berada di kapal budak yang membawanya ke Amerika; dan Yakub, oleh pemilik pertamanya.

Advertisement

Equiano menempuh perjalanan samudera dengan Pascal selama delapan tahun, selama waktu itu dia menemukan agama Kristen dan dibaptis sekaligus belajar membaca dan menulis. Pascal kemudian menjual Equiano ke kapten kapal di London, yang membawanya ke Montserrat, di mana ia dijual ke pedagang terkemuka Robert King.

King menyuruh Equiano untuk bekerja pada rute pengiriman dan di tokonya, bekerja sebagai kru kapal, pelayan dan tukang cukur serta pedagang sambilan.

Pada tahun 1765, ketika Equiano berusia sekitar 20 tahun, raja berjanji dia bisa membeli kebebasannya seharga 40 poundsterling (setara 6.000 poundsterling di hari ini).

Advertisement

Dalam waktu kurang dari tiga tahun, dia menghasilkan cukup uang dan dibebaskan pada tahun 1967. Equiano kemudian menghabiskan 20 tahun dengan berkeliling dunia, termasuk Turki dan Arktik.

Pada tahun 1786 di London, dia terlibat dalam gerakan menghapus perbudakan. Dia adalah anggota terkemuka Sons of Africa, kelompok yang terdiri dari 12 orang kulit hitam yang berkampanye untuk pengentasan perbudakan.

Equiano berteman dan didukung oleh kaum abolisionis, banyak di antaranya mendorongnya untuk menulis dan menerbitkan kisah hidupnya.

Pada tahun 1789 ia menerbitkan otobiografinya, The Interesting Narrative of Life of Olaudah Equiano or Gustavus Vassa, African. Catatan pribadi Equiano tentang perbudakan, perjalanannya dan pengalamannya sebagai seorang imigran hitam menimbulkan sensasi pada publikasi tersebut. Buku tersebut memicu gerakan anti-perbudakan yang berkembang di Inggris, Eropa dan Dunia Baru.

Autobiografi, yang diterbitkan pada 1789, membantu pembentukan Undang-Undang Perdagangan Budak pada 1807 yang mengakhiri perdagangan orang Afrika ke Inggris dan koloninya. Pada tahun 1792, Equiano menikahi seorang wanita Inggris, Susanna Cullen, dan mereka memiliki dua anak perempuan. Equiano meninggal pada 31 Maret 1797.

 

Advertisement
Kata Kunci : Doodle Art Google Doodle
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif