Jogja
Sabtu, 14 Oktober 2017 - 15:20 WIB

Penyandang Disabilitas Perlu Upaya Khusus untuk Mitigasi Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana di SLB 1 Bantul, Sabtu (14/10/17). (Perdani Fitryana Tegar Marhaendro/Harian Jogja).

Masih banyak kaum disabilitas yang tidak tahu apa itu bencana dan cara menanggulanginya

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Masih banyak kaum disabilitas yang tidak tahu apa itu bencana dan cara menanggulanginya.

Berawal dari kondisi tersebut, Forum Penguatan Hak-Hak Penyandang Disabilitas (FPHPD) yang terdiri dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat(MPM) PP Muhammadiyah,  CIQAL dan ILAI menyusun Buku Panduan Pembelajaran Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana(PRB) bagi kaum disabilitas.

Koordinator FPHPD, Arni Surwanti menjelaskan konsep pembuatan buku ini dibuat dengan ilustrasi gambar-gambar dari bencana sekaligus cara penanggulangannya dengan penjelasan kalimat yang singkat.

Advertisement

“Harapannya seluruh kaum disabilitas bisa memahami buku tersebut, karena memang metode pembelajar kaum disabilitas yang lebih mudah memahami gambar dari pada tulisan panjang,” katanya, di sela kegiatan Pembelajaran Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana di SLB 1 Bantul, Sabtu (14/10/17).

Sebelumnya memang sudah pernah diadakan Paduan Pembelajaran Pendidikan PRB yang dilakukan di Banjarmasin. Di Jogja, bencana yang diajarkan adalah gempa bumi mengingat bencana gempa bumi yang terjadi di tahun 2006 silam.

“Kami sangat terbuka terhadap evaluasi yang diberikan oleh,” ujar Arni Surwanti ketika ditanya mengenai evaluasi program.

Advertisement

Banyak peserta mengharapkan Panduan Pembelajaran Pendidikan PRB lebih baik apabila di dalam buku tersebut tertera gambar yang mewakili larangan ataupun anjuran yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

“Karena secara gampang, kaum disabilitas lebih mudah memahami dari apa yang dia lihat,” jelasnya lebih lanjut.

Arni juga mengaku masih mengalami kesulitan mengerjakan buku panduan untuk kaum disabilitas khususnya tuna netra,  dan mengharap banyak masukan yabg nantinya akan membantu tersusunnya buku panduan khusus untuk penyandang disabilitas khusus tunanetra.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif