Jateng
Sabtu, 14 Oktober 2017 - 23:50 WIB

KONVERSI BBM KE GAS : Lo? Nelayan Tambaklorok Semarang Masih Pakai Solar!

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas memeriksa mesin perahu berbahan bakar gas bantuan PT Pertamina (Persero) sebelum disalurkan kepada nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Morodemak di Demak, Jateng, Kamis (7/9/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Konversi BBM ke gas oleh para nelayan Tambaklorok Kota Semarang tak berjalan lancar.

Semarangpos.com, SEMARANG — Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas oleh para nelayan tampaknta tak berjalan lancar. Para nelayan di kawasan Kampung Nelayan Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah mengaku masih menggunakan solar untuk operasional melaut.

Advertisement

“Katanya ada bantuan gas, tetapi sampai saat ini belum ada kabar,” kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tambaklorok Semarang Nurkholis di Semarang, Jumat (13/10/2017).

Di Kampung Nelayan Tambaklorok Semarang, kata dia, setidaknya ada 800-an orang yang berprofesi sebagai nelayan, sementara yang tergabung dalam KUB Tambaklorok hanya 20-an nelayan. Diakuinya, nelayan Tambaklorok belum mengetahui kelebihan menggunakan elpiji dengan bantuan converter kit dibandingkan solar karena sejauh ini juga belum ada sosialisasi.

Kalau menggunakan bahan bakar gas lebih mengurangi biaya operasional, lanjut dia, tentunya para nelayan akan senang hati beralih menggunakan elpiji untuk bahan bakar mesin perahu. “Kami akan sangat terbantu karena selama ini pengeluaran untuk bahan bakar memang masih jadi masalah bagi nelayan. Artinya, biaya operasional dengan hasil tangkapan kerap tidak sebanding,” katanya.

Advertisement

Akan tetapi, kata dia, jika memang mau dikonversikan ke elpiji sebaiknya dibangun tempat pengisian terdekat atau dijelaskan mekanisme perolehan elpiji, misalnya menggunakan elpiji tiga kilogram.

Triyanto, nelayan Tambaklorok Semarang mengakui pengeluaran biaya untuk solar sering tidak sebanding dengan penghasilan nelayan karena tangkapan ikan dipengaruhi juga dengan musim yang tidak tentu. “Sehari-hari, paling tidak saya bisa habiskan 10 liter-20 liter solar, sementara hasil tangkapan beberapa bulan ini tidak sampai puluhan kg. Kan tidak sebanding operasional dengan hasilnya,” katanya.

Meski demikian, ada nelayan di Tambaklorok yang justru khawatir dengan faktor keamanan penggunaan elpiji untuk bahan bakar mesin perahu itu, seperti diungkapkan Agus yang masih takut menggunakan gas. “Saya masih takut dengan keamanan memakai gas. Soalnya, kalau di laut itu kan panas dan suara mesinnya juga keras. Yang saya takutkan jika selang gas bocor kan enggak kedengeran suaranya,” katanya.

Advertisement

Oleh karena itu, Agus berharap jika nanti ada bantuan konversi BBM ke gas bagi nelayan harus disertai dengan bukti nyata keamanan penggunaannya, di samping faktor efisiensi pemakaian elpiji.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif