Jogja
Sabtu, 14 Oktober 2017 - 22:20 WIB

Mau Dirikan Paud, Pusat Siap Bantu

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaksanaan seminar advokasi penyediaan sarana publik yang responsif gender dan ramah anak di sebuah hotel di Eastparc Hotel, Jumat (13/20). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Pemerintah pusat memberikan motivasi terkait pendidikan anak dengan mendorong dibukanya Tempat Penitipan Anak (TPA) di sejumlah perkantoran di DIY

Harianjogja.com, SLEMAN – Pemerintah pusat memberikan motivasi terkait pendidikan anak dengan mendorong dibukanya Tempat Penitipan Anak (TPA) di sejumlah perkantoran di DIY. Keberadaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga diharapkan lebih seimbang dengan responsif bagi anak laki-laki maupun perempuan.

Advertisement

Direktur Pembinaan PAUD Kemendikbud Ella Yulaelawati menyatakan kesiapannya dalam membantu lembaga perkantoran di DIY jika ingin membuka TPA/PAUD. Baik memberikan pendampingan maupun bantuan dalam pengadaan alat edukasi sebagai fasilitas PAUD.

Pendirian PAUD sejatinya telah banyak mendapat dukungan payung hukum, tak terkecuali di level desa, pembangunan gedung PAUD boleh menggunakan dana desa.

Advertisement

Pendirian PAUD sejatinya telah banyak mendapat dukungan payung hukum, tak terkecuali di level desa, pembangunan gedung PAUD boleh menggunakan dana desa.

“Untuk di TPA apabila di sini [perkantoran DIY] ada yang ingin membuat TPA dan memerlukan bantuan alat permainan edukatif atau mungkin rehab gedung itu tersedia dana. Terutama Kementrian PPA, sebenarnya TPA yang bisa kita gunakan. Kemarin saat otonomi daerah masalah ruang kelas baru, tidak boleh, tetapi akhirnya tetap ada [anggaran],” terangnya dalam seminar advokasi penyediaan sarana publik yang responsif gender dan ramah anak di sebuah hotel di Eastparc Hotel, Jumat (13/20/2017).

Di Kantor Kemendikbud, pihaknya juga mendirikan lembaga PAUD yang bisa dimanfaatkan untuk seluruh karyawan menitipkan anaknya. Di PAUD tersebut pihaknya berupaya memberikan nuansa responsif terhadap anak perempuan maupun laki-laki, mengingat seringkali lembaga PAUD sering mengarah pada anak perempuan.

Advertisement

Dari sisi pembelajaran, Ella menyarankan sebaiknya tidak harus selalu dalam ruangan. Anak dinilai perlu untuk diajak belajar ke sawah mengenal para petani sejak awal.

“Warnanya tidak hanya pink saja, seperti alat rumahtangga tidak hanya untuk perempuan saja. Saya kira perlu ada ruang kolam air, musik ada toilet yang ramah anak. Tolong kalau investasi untuk anak, daripada beli tempelan kloset tutup, lebih baik menyediakan kloset khusus untuk anak kalau hanya ada kloset orang dewasa berarti kita tidak menganakkan anak tidak ngewongke, anak punya haknya sendiri dengan peralatan sendiri,” tegas dia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohana Susana Yembise menyatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait perlunya fasilitas di berbagai perkantoran terutama di lembaga agat ramah anak.

Advertisement

Ia berharap pihak yang dapat segera menerapkan konsep ramah anak tersebut antara lain, pemerintah daerah melalui perkantoran, dunia usaha hingga akademisi agar menyadari bahwa sarana sebagai hak anak itu harus disediakan.

“Di bandara, hotel, stasiun juga banyak yang belum ada tempat bermain untuk anak. Saya sudah memberikan masukan kepada Kementrian terkait agar memperhatikan saran publik yang ramah anak. Perkantoran harus ada penitipan bayi, kalau perguruan tinggi harus ada day care center, sehingga mahasiswa berkeluarga bisa menitipkan anaknya,” ungkap dia.

Ia juga prihatin dengan semakin menonjolnya kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur yang juatru dilakukan orang terdekat korban. Melalui berbagai upaya program ramah itu diharapkan dapat mendorong tidak ada lagi pihak yang tega melakukan kekeraan terhadap anak. “Kami akan melakukan survei nasional besar-besaran di 2018 akan ada sensus tentang kekerasan terhadap anak,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Paud Di Jogja
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif