Jatim
Jumat, 13 Oktober 2017 - 11:05 WIB

Habib Luthfi Tekankan Rakyat Indonesia Jangan Mau Diadu Domba

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Habib Luthfi asal Pekalongan, Jawa Tengah, berceramah di hadapan santri yang memadati pendapa Ponorogo, Kamis (12/10/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Habib Luthfi meminta kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya pada berita-berita yang berisi adu domba dan provokatif.

Madiunpos.com, PONOROGO — Rais Am Jamiyah Ahlu Tariqah Al Mu’tabarah an Nahdiyah, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya atau lebih dikenal sebagai Habib Luthfi, mengajak seluruh masyarakat untuk terus mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Advertisement

Dia juga mengimbau rakyat juga harus memiliki fanatisme kebangsaan supaya terus menjaga merah putih. Hal itu disampaikan Habib Luthfi saat menjadi narasumber di acara Dialog Kebangsaan di Pendapa Pemkab Ponorogo, Kamis (12/10/2017).

Ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah, itu menegaskan kemerdekaan Republik Indonesia bukan hadiah dari penjajah. Tetapi, kemerdekaan ini diraih dengan perjuangan berdarah-darah. Untuk itu, setiap warga negara Indonesia wajib mencintai negara ini.

Advertisement

Ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah, itu menegaskan kemerdekaan Republik Indonesia bukan hadiah dari penjajah. Tetapi, kemerdekaan ini diraih dengan perjuangan berdarah-darah. Untuk itu, setiap warga negara Indonesia wajib mencintai negara ini.

Dia menyebut mencintai tanah air sebenarnya telah diajarkan Rasulullah. Hal itu dibuktikan saat Rasulullah mengucapkan dirinya dari bangsa Arab.

“Bagaimana setiap anak yang lahir itu tergantung orang tuanya. Mau menjadikan selain Indonesia juga bisa saja. Tampangnya Indonesia, tetapi ga merasa sebagai bangsa Indonesia juga bisa,” kata Habib Luthfi.

Advertisement

Pada zaman penjajahan, kata Habib Luthfi, penjajah tidak memberikan akses pendidikan kepada masyarakat. Sehingga pada zaman itu, para ulama membangun padepokan dan pesantren untuk mendidik masyarakat.

Mengenai sejarah, saat ini banyak yang lupa akan sejarah bangsa Indonesia.

“Kalau di catatan habib itu semua datanya lengkap. Mulai dari habib ini menikah dengan siapa, rumahnya di mana, dan bagaimana silsilahnya, semuanya lengkap. Tetapi di ulama kita, banyak yang ga mau mencatatnya,” terang dia.

Advertisement

Sebenarnya kalau belajar mengenai sejarah, kata Habib Luthfi, kita bisa belajar mengenai sejarah kelam bangsa ini. Salah satu penyebabnya yaitu ada pembusukan di dalam kerajaan mulai zaman Ken Arok hingga Demak. Penyebab utama keruntuhan suatu negara ini yang perlu menjadi pelajaran.

Untuk saat ini, jangan mudah percaya dengan berita-berita hoaks. Kalau menerima berita yang berisi provokasi dan adu domba jangan langsung ditelan mentah-mentah, tetapi perlu dianalisis dan harus diselidiki lebih dahulu.

“Kalau ada berita yang ingin memecah belah umat beragama jangan langsung ditelan. Kita harus selidiki dulu,” terang habib.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, Habib Luthfi juga mengatakan keistimewaan dari wali sembilan yaitu bisa menghidupi dan mempersatukan umat meski telah dimakamkan 500 tahun silam. Di setiap makam wali sembilan, bisa dilihat ekonomi yang berbasis kerakyatan.

“Kita lihat kalau di lokasi makam para wali. Orang mati bisa mendatangkan ribuan orang, menghidupkan ekonomi kerakyatan, dan ini menjadi salah satu bentuk ketahanan nasional,” jelas Habib Luthfi.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif