Jateng
Jumat, 13 Oktober 2017 - 10:50 WIB

CAGAR BUDAYA SEMARANG : Pekerja Drainase Kota Lama Temukan Struktur Bata Kuno

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi struktur batu bata. (pixabay.com)

Cagar budaya Kota Lama Semarang masih menyimpan peninggalan masa lalu yang belum terungkap keberadaannya.

Semarangpos.com, SEMARANG — Cagar budaya Kota Lama Semarang masih menyimpan peninggalan masa lalu yang belum seluruhnya terungkap keberadaannya. Pekerja proyek pembangunan drainase di kawasan Kota Lama Semarang, Kamis (12/10/2017), menemukan struktur batu bata kuno berukuran besar yang diduga situs bersejarah.

Advertisement

“Ukurannya [batu bata] lebih besar dari biasanya. Kami temukan saat menggali di kedalaman 90 cm,” ungkap Pelaksana Proyek Drainase Jl. Gelatik Semarang, Sucipto, di Kota Semarang, Jateng, Kamis. Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Semarang pun sudah datang mengambil sampel batu bata tersebut.

Dengan temuan gugusan batu bata kuno itu, kata dia, pekerjaan pembangunan drainase pun kini harus dilakukan dengan lebih berhati-hati. Sesuai saran dari TACB, kata dia, tim proyeknya kini lebih berhati-hati dalam menggali karena dimungkinkan masih ditemukan temuan serupa berupa benda bersejarah berharga. “Kemarin [Rabu, 11/10/2017], ada dari dinas [TACB] menggali lubang untuk ambil sample batu bata untuk diperiksa di laboratorium,” katanya.

Ia mengaku tidak tahu asal muasal batu bata yang ditemukannya setelah pelaksanaan proyek pembangunan drainase berjalan beberapa pekan itu. Bahkan meskipun sudah ditanyakan kepada warga sekitar. “Sudah kami tanyakan, warga sekitar juga tidak tahu. Mungkin sudah ratusan tahun umurnya sejak zaman Belanda,” katanya.

Advertisement

Dengan ditemukannya struktur batu bata kuno itu, kata dia, pekerjaan menjadi lebih sulit karena di atas tatanan batu bata menyembur air dari bawah. Lagi pula posisinya kini juga sudah berada di bawah permukaan air laut. “Airnya nyumber. Jadi, kami kuras terus, tetapi, ya, keluar air terus. Mungkin karena posisinya sudah di bawah permukaan air laut,” katanya.

Mengenai proyek drainase, ia menjelaskan pekerjaan drainase sepanjang 85 m itu digali dengan empat lapisan berbeda, mulai dari pasir, aspal, cor beton, dan tatanan batu bata. “Dari Jl. Gelatik dilanjut Jl. Kasuari menyambung ke saluran air di Jl. Letjen Suprapto. Kami lebih hati-hati lagi, takutnya ada benda bersejarah lagi ditemukan. Namun, kami tetap akan menyampaikan jika ada temuan baru,” janjinya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan sedang berkoordinasi dengan TACB untuk proses penelitian ahli arkeologi. “Kami mulai rumusan menyikapinya bagaimana karena diperlukan penelitian lebih lanjut. Kemungkinan temuan serupa tak hanya di Jl. Gelatik,” kata Mbak Ita—sapaan Hevearita yang juga wakil wali kota Semarang itu.

Advertisement

Lebih lanjut, Ita mengungkapkan bahwa jika ada bukti sejarah di balik penemuan tatanan batu bata di Jl. Gelatik itu, maka pihaknya akan membuat sebuah tetenger atau penanda bagi benda cagar budaya itu. “Seperti di Gedung Oudetrap. Ada tiang pancang fondasi asli yang tak kami ubah tetapi jadikan tetenger karena memiliki nilai sejarah. Bisa jadi dilakukan hal sama dengan apa yang ditemukan di Jl. Gelatik,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif