Jogja
Kamis, 12 Oktober 2017 - 01:20 WIB

Ini Cara BPBD Sleman Antisiapsi Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Relawan dan petugas dari BPBD Sleman terus berusaha mengevakuasi pohon beringin yang tumbang di jalan Kebonagung Mlati Krajan Sleman, Senin (9/1/2017). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Potensi bencana tanah longsor kesemuanya berada di wilayah Prambanan

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman merancang berbagai upaya untuk mengantisipasi bencana. Sleman sendiri termasuk 136 kota di Indonesia yang memiliki indeks kebencanaan paling tinggi dengan skor 97.

Advertisement

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan,BPBD Sleman memantau aliran sungai terutama yang berhulu di Gunung Merapi dengan memasang sembilan Early Warning System (EWS). EWS tersebut terpasang tiga titik di Sungai Boyong, satu di Sungai Opak dan lima di Gendol. Tiga EWS di hilir Kali Trasi yang merupakan intake Kali Boyong, hulu Kali Kuning di Hargobinangun Pakem dan Kali Krasak di Tunggularum Turi.

Baca juga : Wah, Indeks Kebencanaan di Sleman Termasuk Paling Tinggi

Potensi bencana tanah longsor kesemuanya berada di wilayah Prambanan. Keretakan gerakan tanah yang tinggi berada di seluruh desa di Prambanan. Meliputi, Dusun Dawung dan Cepit Desa Bokoharjo, Dusun Jali, Jontro, Kalinongko Kidul, Kalinongko Lor, Gayam, Lemahabang dan Dusun Nawung (Gayamharjo). Selain itu, Dusun Sembir (Madurejo), Dusun Dawangsari, Gunungsari, Nglengkong, Kikis, Gedang, Mlakan dan Dusun Gunung Cilik (Sambirejo).

Advertisement

Adapun di Desa Sumberejo, potensi longsor terjadi di Dusun Umbulsari A, Umbulsari B, Sengir, Dayakan dan Gamparan. Untuk Desa Wukirharjo, dusunnya meliputi Klumprit I dan II, Candisari, Losari I dan II, serta Watukangsi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif