News
Kamis, 12 Oktober 2017 - 10:45 WIB

Harga Minyak Mentah Menguat Tipis

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kilang minyak. (JIBI/Antara/Xinhua)

Harga minyak mentah WTI diperdagangkan pada US$51,03 per barel.

Solopos.com, NEW YORK – Penguatan harga minyak mentah menipis hingga akhir perdagangan Rabu (11/10/2017) setelah laporan industri menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS.

Advertisement

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November diperdagangkan pada US$51,03 per barel pada pukul 4:39 sore waktu setempat, setelah ditutup di US$51,30 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi dalam lebih darisepekan terakhir.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Desember naik 33 sen ke level US$56,94 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, Inggris.

Harga minyak mentah turun pada perdagangan after-market setelah rilis data dari American Petroleum Institute yang menunjukkan stok minyak mentah meningkat sebesar 3,1 juta barel pekan lalu.

Advertisement

Sebelumnya, survei Bloomberg memperkirakan bahwa stok minyak mentah AS tergelincir sebesar 2,4 juta barel pekan lalu.

Persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan minyak terbesar AS, naik 1,22 juta barel, data API menunjukkan. Ini akan menjadi kenaikan ketujuh berturut-turut, jika data Energi Information Administration (EIA) yang dirilis pada hari Kamis mengonfirmasi kenaikan tersebut.

“Ini merupakan sedikit kejutan. Dua minggu terakhir ekspor, saya berpikir tidak akan dipertahankan. Pastinya ini merupakan faktor bearish untuk WTI,” ungkap Kyle Cooper, direktur penelitian IAF Advisors, seperti dikutip Bloomberg.

Advertisement

Harga minyak sebelumnya menguat setelah OPEC mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa permintaan pada 2018 akan menjadi sekitar 200.000 barel lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, dan bahwa pembatasan output yang diadopsi oleh sebagian besar produsen akan memangkas pasokan global.

Namun pada saat bersamaan, EIA menaikkan perkiraan untuk produksi minyak mentah AS ada tahun 2018.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif