Jogja
Kamis, 12 Oktober 2017 - 12:41 WIB

Guru Jangan Mudah Tergiur Voucer Wisata

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan orang memadati kawasan Pantai Pulangsawal (Wisatawan sering menyebutnya Pantai Indrayanti), Kecamatan Tepus, saat libur lebaran lalu. Diprediksi, saat libur akhir tahun jumlah pengunjung di kawasan wisata di Gunungkidul melonjak hingga 200.000 orang. Foto diambil Rabu (30/7/2014). (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Guru Diminta Waspadai Penipuan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Banyakknya guru yang menjadi korban penipuan voucer wisata membuat  Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul prihatin. Disdikpora pun mengimbau agar para guru lebih waspada dan berhati-hati.

Advertisement

Kepala Disdikpora Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rosyid turut prihatin dengan puluhan guru di Gunungkidul yang menjadi korban penipuan voucer wisata. Dia meminta agar para guru lebih cermat lagi dalam menerima tawaran produk apapun. Apalagi tak jarang pedagang datang langsung ke sekolah untuk menawarkan berbagai produk.

“Guru harus lebih cermat, teliti dalam membeli atau menerima tawaran produk agar tidak tertipu. Mungkin kalau dilihat dari nilai rupiahnya tidak banyak, tapi itu kan membuat tidak nyaman,” kata Bahron, Rabu (11/10/2017).

Menurutnya untuk agenda wisata sendiri setiap sekolah telah memiliki agenda wisata atau study tour yang dilakukan satu tahun sekali atau dua tahun sekali. Dengan demikian hal itu diharapkan cukup untuk memfasilitasi keinginan murid dan guru untuk berwisata.

Advertisement

Sebelumnya, kepolisian Gunungkidul dari sejumlah Polsek menerima laporan penipuan voucer wisata oleh tersangka berinisial MSC warga Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Jogja. MSC diketahui melakukan penipuan dengan modus menjual voucer wisata seharga Rp150.000 per lembarnya. Dia mengiming-imingi korbannya dengan potongan harga yang jumlahnya bervariasi.

Voucer tersebut dijual dan ditawarkan ke sejumlah sekolah. Banyak diantara karyawan sekolah dan guru yang kemudian tergiur membeli voucer wisata untuk sejumlah objek wisata di Jogja itu. Namun saat digunakan di objek wisata, voucer tersebut tidak berlaku.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif