Jogja
Kamis, 12 Oktober 2017 - 00:40 WIB

Duh...Banyak Pelajar Jogja Tak Tahu Sejarah Penyerbuan Kotabaru

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pelajar Jogja gelar ziarah dan upacara peringatan serbuan Kotabaru.

Harianjogja.com, JOGJA— Ucapara di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara oleh rombongan ziara digelar Selasa (10/10/2017) lalu. Kegiatan itu bertujuan mengenang peristiwa penyerbuan Kotabaru pada 7 Oktober 1945 silam.

Advertisement

Namun ironisnya, banyak pelajar yang mengikuti acara ziarah ini tak tahu dengan sejarah yang pernah terjadi di Kota Gugeg itu. Siswi SMK Negeri 6 Jogja Sherin Oktaviana, 16, mengatakan, dirinya tidak mengetahui tentang penyerbuan yang terjadi di Kotabaru itu. “Baru tahu pas tadi di upacara,” jawabnya saat ditanya, Selasa (10/10/2017).

Tidak hanya Sherin, beberapa siswi SMK N 6 lainnya dari jurusan Kecantikan Kulit juga mengaku idak tahu. Mereka menganggap perlunya dikenalkan terhadap sejarah tersebut. Selain SMK N 6 , masih ada SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, SMP Muh 4, serta SMTI yang menjadi perwakilan pelajar. Upacara Ziarah Rombongan Peringatan ke-72 Serbuan Kotabaru itu juga dihadiri perwakilan TNI dan Polri.

Menurut Sekretaris 1 Dewan Harian Cabang Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Kota Jogja, Wirantono Adi Wasino,  upacara peringatan tersebut sebagai ajang mengenalkan sejarah yang ada di Kota Jogja kepada generasi penerus. Pasalnya, peristiwa serbuan Kotabaru belum banyak dikenal oleh waga Kota Jogja sendiri. ”Target utama ialah generasi penerus, agar mereka tahu bagaimana sejarah yang ada,” jelasnya.

Advertisement

Serbuan Kotabaru terjadi pada 7 Oktober 1945. Peristiwa tersebut merupakan tindak lanjut masyarakat atas keberpihakan Sri Sultan HB IX kepada negara Indonesia yang baru lahir. Kompleks Pangkalan Markas Jepang di Kotabaru yang tidak mau menyerahkan pangkalan dan senjata menjadi target masyarakat Jogja kala itu. Dalam penyerbuan tersebut setidaknya 21 pejuang tewas dan 32 orang mengalami luka. Pihak jepang yang dipersenjatai lengkap justru menderita kekalahan lebih parah yaitu sebanyak 27 tentara.

Wiranotono mengatakan, Penyerbuan di Kotabaru yang membuktikan bagaimana kesetiaan dan semangat kemerdekaan masyarakat Kota Jogja harus dicontoh seluruh masyarakat. Ia menginginkan, nilai perjuangan di dalamnya bisa diteruskan hingga ke generasi selanjutnya. “Kita harus serap nilai-nilainya,” tegas pria yang akrab dipanggil Anto itu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif