BPBD mulai menyiagakan masyarakat di Sleman untuk waspada bencana longsor.
Harianjogja.com, SLEMAN— Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyatakan, terdapat 200 titik rawan longsor yang tersebar di Kecamatan Prambanan selama musim hujan ini. Warga di kawasan rawan longsor kini mulai waspada bencana.
BPBD memetakan terdapat 200 titik lokasi rawan longsor di Kecamatan Prambanan saja. Joko Lelono, Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman mengatakan masih ada kemungkinan penambahan titik rawan longsor lainnya, “Kurang lebih 200 tapi kita tidak bisa memastikan jika ada penambahan,” ujarnya, Selasa (10/9/2017). Disebutkannya, hanya Desa Madurejo dan Sumberharjo yang tidak memiliki rekahan potensi longsor. Potensi rekahan tanah muncul di sepanjang pegunungan Prambanan yang masuk wilayah Desa Gayamharjo, Wukirharjo, Sumberejo, dan Bokoharjo.
Saat ini kata dia, masyarakat di Prambanan mulai memasuki masa waspada bencana longsor. BPBD juga telah melakukan sejumlah kegiatan untuk menyiapkan kesiapsiagaan dan memetakan kerentanaan masyarakat. Joko mengatakan salah satunya masyarakat diajak untuk menutup rekahan kecil dengan tanah lempung untuk mengantisipasi air.
Kegiatan peningkataan kewaspadaan bencana belakangan juga banyak dilakukan di Desa Gayamharjo. Pasalnya, desa itu memiliki lereng yang cukup terjal sehingga potensi longsornya cukup tinggi. Selain itu, BPBD juga sudah melaksanakan apel siaga bencana di Kecamatan Pakem menghadapi musim hujan ini. Persiapan juga termasuk akses 24 jam terhadap kamera pengintai alias CCTV di Gunung Merapi dan mengaktifkan sistem peringatan dini bencana atau Early Warning System (EWS) di Prambanan. Joko mengatakan jika saat ini ada tiga EWS telemetri di Sleman yang tersebar di Gayamharjo, Sambirejo, dan Wukirharjo.