Soloraya
Rabu, 11 Oktober 2017 - 05:00 WIB

UNS Solo Buka Pusat Studi Permuseuman & Cagar Budaya

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Kentingan, Solo (ilustrasi/kampus-info.com)

Solopos.com, SOLO — Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo kini membuka Pusat Studi Permuseuman dan Cagar Budaya. Para pakar siap mendukung penguatan kawasan cagar budaya dan permuseuman, salah satunya kawasan Sangiran, Sragen.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Sulistyo Saputro, menjelaskan Pusat Studi Permuseuman dan Cagar Budaya di bawah LPPM UNS. Pusat studi baru itu diresmikan pada Juli 2017 lalu dan diketuai Susanto. Salah satu program yang disiapkan adalah mendukung keinginan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dalam rangka menguatkan kawasan Sangiran, Kabupaten Sragen, sebagai salah satu World Heritage.

Advertisement

“Kami mengapresiasi rencana Bappeda [Badan Perencanaan Pembangunan Daerah] Provinsi Jawa Tengah menjadikan Sangiran sebagai salah satu World Heritage,” ujar Sulistyo ketika ditemui wartawan di sela-sela aktivitasnya, Senin (9/10/2017).

Selain menerjukan para pakar untuk mengeksplorasi Sangiran, Pusat Studi Permuseuman dan Cagar Budaya UNS juga akan mengkaji dan mengembangkannya secara multidisiplin. LPPM berperan penting dalam memperkuat Sangiran sebagai World Heritage yakni mengaitkan dunia wisata dengan produk wisata serta kepurbakalaan sebagai satu kawasan situs. Termasuk di dalamnya menggali kemungkinan teknologi besi pada konsteks kepurbakalaan.

Menurut Sulistyo, ada banyak hal menarik yang terus dikembangkan di Sangiran seperti perlunya produk wisata berupa wisata ilmiah edukasi yang mengungkap kepurbakalaan dengan kajian arkeoligis historis. Aktivitas wisata itu diharapkan bisa mengekspresikan dan mewujudkan lingkungan manusia purba di Sangiran.

Advertisement

LPPM sejak beberapa tahun terakhir telah menerjunkan sejumlah pakar. Ada yang mendampingi manajemen keuangan dan pemasaran serta peningkatan inovasi produk kerajinan. Dengan adanya inovasi baru produk kerajinan, Sangiran diharapkan mampu menembus pasar ekspor lebih luas hingga Eropa. Langkah itu juga didukung Program Studi (Prodi) Sejarah dan Pusat Studi Javanologi yang bertujuan melestarikan cagar budaya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif