Jogja
Rabu, 11 Oktober 2017 - 19:55 WIB

Gunungkidul Tambah 10 Desa Siaga Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Simulasi bencana yang digelar aparatur desa dan warga Desa Tamanmartani Kalasan di sela-sela pengukuhan KSB, Kamis (28/4/2016). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul mewaspadai meningkatnya potensi bencana saat musim hujan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul mewaspadai meningkatnya potensi bencana saat musim hujan. Untuk antisipasi, selain meminta masyarakat di zona rawan terus berhati-hati, juga berusaha dengan memperluas cakupan desa siaga bencana.

Advertisement

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, hingga sekarang sudah ada 40 desa siaga bencana. Dari jumlah tersebut, sepuluh desa di antaranya ditetapkan pada tahun ini.

“Memang belum semua wilayah ditetapkan sebagai desa siaga bencana, tapi BPBD akan terus memperluas jangkauan tersebut. Rencananya di tahun depan, kami akan menambah desa siaga bencana di 12 tempat,” kata Sutaryono kepada Harianjogja.com, Selasa (10/10/2017).

Menurut dia, keberadaan desa siaga bencana sangat penting. Salah satunya untuk mengantisipasi saat terjadi musibah. Pelatihan-pelatihan yang diberikan selama masa penetapan dapat memberikan manfaat kepada warga untuk penanganan selama terjadi musibah, sehingga potensi kerugian yang diderita dapat dikurangi.

Advertisement

“Jadi warga sudah tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Untuk itu, setiap tahunnya kami terus melakukan penambahan desa siaga bencana,” ujar Sutaryono.

Memasuki musim penghujan, dia pun berharap masyarakat untuk terus waspada potensi terjadinya bencana. “Kita tidak tahu kapan akan terjadi bencana, jadi untuk mengurangi risiko ini ada baiknya masyarakat terus waspada dan berhati-hati,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budhi Harjo menambahkan, dari sisi potensi terdapat beberapa bencana yang mungkin terjadi mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang. Untuk potensi angin kencang, lanjut Budhi, hampir terjadi merata di seluruh wilayah.

Advertisement

Sedang bahaya banjir patut diwaspadai di sepanjang alur Sungai Oya di wilayah Watusigar, Ngawen dan di sepanjang alur Sungai Besole di Kota Wonosari. “Kalau zona merah untuk longsor terdapat di tujuh kecamatan, mulai dari Purwosari, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong,” ujar Budhi.

Dia menambahkan, untuk antisipasi dilakukan dengan beberbagai cara, mulai dari pemasangan rambu peringatan di lokasi rawan hingga penetapan desa siaga bencana. Selain itu, sambung Budhi, khusus untuk bahaya angin kencang, masyarakat diminta memangkas ranting pohon di sekitar rumah yang telah rimbun. “Harapannya dengan pemangkasan ini potensi pohon ambruk dapat dikurangi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif