Jogja
Selasa, 10 Oktober 2017 - 07:40 WIB

Sumber Air di Gunungkidul Ini Sangat Besar, Tapi?

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ismantoro, petugas dari Badan Teknologi Nuklir Yogyakarta menjelaskan tentang bendungan sungai di bawah tanah sedalam 104 meter di Gua Bribin, Jumat (22/11/2013).(JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Sumber Air Bribin II belum dimanfaatkan maksimal.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Pembangunan sumber air Bribin II memiliki harapan besar terhadap upaya mengatasi kekeringan di wilayah Gunungkidul. Namun demikian, pengoperasian sumber ini belum maksimal karena pemanfaatan yang masih jauh dari potensi yang dimiliki.

Advertisement

Diketahui, Bribin II memiliki potensi air hingga 800 liter per detik. Namun hingga sekarang pemanfaatan masih di bawah 100 liter per detik. Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Isnawan Fibriyanto mengakui sebagai salah satu pihak yang memanfaatkan produksi air yang dihasilkan dari Bribin II. Namun demikian, untuk proses produksi PDAM tidak memiliki kewenangan karena proyek tersebut merupakan milik Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) yang bekerjasama dengan Universitas Karlsruhe, Jerman.

“Intinya kalau Bribin II mengeluarkan sumber air maka kami manfaatkan, tapi kalau tidak, untuk memenuhi kebutuhan air ke masyarakat memanfaatkan sumber air yang dimiliki PDAM sendiri,” kata Isnawan Senin (9/10/2017).

Meski demikian, Isnawan mengakui proyek pembangunan Bribin II memberikan dampak terhadap debit air yang berada di sumber Bribin I yang saat ini dikelola oleh PDAM. Ini lantaran adanya bendungan sungai bawah tanah yang dibangun di Bribin II. “Karena dibendung, ini membuat tinggi permukaan air di Bribin I bertambah, sehingga pemanfaatan air PDAM ke masyarakat dapat lebih optimal,” ungkapnya.

Advertisement

Disinggung mengenai adanya perbaikan sistem perpipaan di Bribin II yang dilakukan oleh ASC dan Universitas Karlsruhe, Isnawan tidak tahu menahu. Dia beralasan tidak memiliki kewenangan terhadap proyek tersebut. “Kalau Bribin I saya bisa berkomentar karena sumbernya kami yang kelola, sedang untuk Bribin II lebih baik konfirmasi ke BBWSSO,” ujarnya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Gunungkidul Sri Suhartanta. Menurut dia, pemkab tidak memiliki kewenangan terhadap program di Bribin II karena langsung ditangani oleh Pemerintah Pusat melalui BBWSSO.  “Kami hanya sebatas ditempati saja. Sedang untuk program pengembangan dan yang lain itu ditangani BBWSSO,” katanya.

Meski tidak mengurusi proyek tersebut, Sri Suhartanta mengakui keberadaan sumber Bribin II belum optimal. Hal itu terjadi karena pemanfaatan masih jauh dari potensi maksimal. “Kalau debitnya bisa mencapai 800 liter per detik, tapi yang dihasilkan dari Bribin II masih dibawah 100 liter per detik,” kata mantan Kepala Bagian Perekonomian ini.

Advertisement

Terpisah, Kepala  BBWSSO Tri Bayu Aji belum bisa dikomentari terkait dengan perbaikan di Bribin II. Saat dihubungi kemarin, dia berdalih sedang berada di luar kantor karena menemani anggota Komisi V DPR yang melakukan kunjungan ke Kulonprogo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif