News
Selasa, 10 Oktober 2017 - 11:20 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Lelang 2 Kali, Kontraktor Tak Berani

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini edisi Selasa 10 Oktober

Halaman Soloraya Solopos hari ini memberitakan tentang lelang kontraktor pembangunan Pasar Klewer Timur.

Solopos.com, SOLO – Meski pedagang sudah direlokasi, areal Pasar Klewer Timur belum mendapat kontraktor yang akan membangun pasar tersebut. Lelang proyek pembangunan Pasar Klewer sisi Timur yang sudah dibuka dua kali gagal menggaet kontraktor.

Advertisement

Karena tahun ini tinggal kurang lebih 2-3 bulan, kontraktor tidak mau terlambat menyelesaikan proyek dan didenda. Untuk mengatasi masalah ini Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sedang mencari celah dalam peraturan menteri keuangan agar proyek bisa tetap terealisasi.

Berita tentang pembangunan Pasar Klewer sisi timur itu menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos, Selasa (10/10/2017). Selain itu ada berita tentang pameran sastra di Lawang Djoendjing, Kadipiro, Banjarsari, dan liputan tentang Badan Usaha  Milik Desa (BUM Desa) di Selorejo, Girimarto, Wonogiri yang mengelola bank sampah.

Advertisement

Berita tentang pembangunan Pasar Klewer sisi timur itu menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos, Selasa (10/10/2017). Selain itu ada berita tentang pameran sastra di Lawang Djoendjing, Kadipiro, Banjarsari, dan liputan tentang Badan Usaha  Milik Desa (BUM Desa) di Selorejo, Girimarto, Wonogiri yang mengelola bank sampah.

Berikut ini cuplikan berita halaman soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa 10 Oktober 2017;

PASAR KLEWER TIMUR: Lelang 2 Kali, Kontraktor Tak Berani

Advertisement

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Subagiyo, sama-sama memprediksi tidak ada kontraktor yang berani menggarap Pasar Klewer sisi timur lantaran sudah mepet akhir tahun anggaran. Kontraktor sudah berhitung dengan denda keterlambatan mengingat waktu tahun anggaran ini tinggal 2-3 bulan.

Kondisi ini diklaim di luar prediksi Pemkot Solo karena sejak awal Pemkot sudah berusaha bekerja simultan. Begitu ada kepastian pencairan anggaran dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) senilai Rp48 miliar, Pemkot langsung merelokasi pedagang ke pasar darurat di Alun-alun Utara (Alut) Keraton Solo dan melelang pembongkaran Pasar Klewer sisi timur.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Advertisement

PAMERAN SASTRA: Merenungi Koran di Masa Kini

Puisi karya Dorma DF, salah seorang mahasiswa Angkatan 2017 Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, menggambarkan nasib koran masa kini yang mulai banyak ditinggalkan, bahkan dilupakan.

Puisi tersebut merupakan satu dari 100 puisi karya mahasiswa lainnya yang turut dipamerkan dalam Pameran Karya di Wedangan Lawang Djoendjing, Jl. Gunung Kelud II, Kadipiro, Banjarsari, Solo, yang dibuka Senin (9/10) sore. Selain puisi, ada beragam karya lainnya yang dipamerkan antara lain dalam bentuk cerita pendek, karikatur, dan sebagainya. Pameran karya tersebut merupakan rangkaian kegiatan Pekan Bahasa dan Sastra 2017yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS.

Advertisement

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

BADAN USAHA MILIK DESA: Sampah Jadi Pendorong Pendidikan

Dari modal nol jadi beraset ratusan juta rupiah, dan dari sampah mendorong kemajuan pendidikan. Seperti itulah cara Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Selo Makmur, Selorejo, Girimarto, Wonogiri, beranjak maju. Sekretaris BUM Desa Selo Makmur, Gito, saat ditemui Espos di Girimarto, Senin (9/10), menjelaskan Selo Makmur tak hanya ingin mengembangkan usaha, tetapi juga ikut peduli pendidikan anak.

BUM Desa yang didirikan 15 Februari 2016 tanpa modal itu kini sudah memiliki aset ratusan juta rupiah. Selo Makmur memiliki belasan unit usaha seperti penyaluran elpiji 3 kg, mengelola air bersih, dan jasa pengurusan pajak kendaraan. Sejak awal 2017 mereka mengelola bank sampah. Unit usaha itu dibentuk bukan berorientasi profit, melainkan menanamkan pendidirkan karakter kepada anak.

Oleh karena itu BUM Desa menyerahkan pengelolaan bank sampah kepada 20-30 anak SD hingga SMA. Mereka ada yang membantu memilih dan memilah sampah dari warga. Ada pula yang menimbang dan mengumpulkan sampah. Melalui kegiatan itu anak belajar kepedulian lingkungan, kepedulian sosial yang dipraktikkan dengan kerja sama tim dan sebagainya. Mereka beraktivitas sebulan sekali saat libur sekolah.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif