Jateng
Selasa, 10 Oktober 2017 - 20:50 WIB

KEKERASAN TERHADAP WARTAWAN : Gubernur Jateng Desak Polisi Usut Tuntas Pengeroyok Jurnalis

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Kekerasan dialami sejumlah wartawan yang meliput aksi unjuk rasa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Gunung Slamet.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, angkat bicara terkait tindakan anarkistis yang menimpa sejumlah wartawan yang meliputi aksi unjuk rasa pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Gunung Slamet di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Purwokerto, Jawa Tengah (Jateng), Senin (9/10/2017) malam.

Advertisement

Orang nomor satu dalam jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng itu meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut. “Harus diusut tuntas,” tulis Ganjar dalam pesan singkatnya melalui layanan short message service (SMS) kepada Semarangpos.com, Selasa (10/10/2017).

Aksi kekerasan terhadap wartawan itu dilakukan oleh aparat Kepolisian Resor (Polres) Banyumas bersama dengan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kabupaten Banyumas. Ada empat wartawan yang menjadi korban tindakan anarkistis itu, yakni Agus Wahyudi (Suara Merdeka), Aulia El Hakim (Satelitpost), Maulidin Wahyu (Radar Semarang) dan wartawan telivisi (Darbe Tyas).

Mereka menjadi sasaran aksi kekerasan karena mencoba mengabadikan momen saat polisi dan petugas Satpol PP membubarkan aksi para pendemo pada malam hari. Mereka mendapat perlakuan kasar dan bahkan perlengkapan meliputnya, seperti kamera dan telepon pintar, turut dirampas aparat.

Advertisement

Dalam siaran persnya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Purwokerto menyebutkan ada satu lagi wartawan kampus yang menjadi korban tindakan barbar yang dilakukan aparat kepolisian dan Satpol PP itu. Wartawan kampus yang melakukan liputan untuk Pro Justicia Fakultas Hukum Undip, Ikra Fitra, mendapat perlakuan kasar dengan dipukuli, diseret, hingga diangkut ke dalam mobil Dalmas Polres Banyumas bersama 26 aktivis Aliansi Selamatkan Slamet.

Terkait tindakan barbar yang dilakukan anggotanya itu, Kapolda Jateng, Irjen Pol. Condro Kirono, telah meminta maaf. Ia bahkan siap menyeret anggotanya yang bersalah ke ranah hukum. Condro juga siap menanggung biaya pengobatan dan gantir rugi yang dialami para wartawan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif