Jogja
Selasa, 10 Oktober 2017 - 16:35 WIB

BPBD Beberkan Titik Rawan Bencana di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pencanangan Kampung KB di Dusun Cembing, Desa Trimulyo, Jetis, Bantul, Selasa(10/10/17). (M102/JIBI/Harian Jogja)

BPBD menyebut sejumlah lokasi di Bantul rawan banjir dan longsor.

Harianjogja.com, BANTUL— Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mengecek sejumlah titik atau lokasi yang berpotensi banjir dan longsor pada musim hujan tahun ini. Secara geografis, posisi Kabupaten Bantul yang berada di wilayah selatan dinilai rawan bencana seperti banjir.

Advertisement

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengungkapkan, bahwa wilayah ini memiliki potensi banjir yang tinggi karena dilewati delapan sungai besar yang melalui Bantul. “Kita bisa melihat di lapangan baru beberapa hari hujan saja, sampah sudah menumpuk di beberapa bendungan, jika tidak segera dibersihkan akan semakin menumpuk dan menyebabkan banjir,” jelas Dwi Daryanto, Senin (10/10/2017).

Sejumlah titik rawan banjir antara lain wilayah Kecamatan Bambanglipuro, Sanden, Kretek dan Srandakan. Empat wilayah itu dikategorikan paling rawan banjir karena potensinya sangat besar.

BPBD kata dia telah mengantisipasi potensi bencana itu antara lain dengan membersihkan sungai serta pemasangan lampu di bendungan untuk memantau ketinggian air jika di malam hari terjadi banjir.

Advertisement

Sedangkan terkait bencana longsor, sejumlah titik yang perlu diwaspadai rawan longsor adalah Dusun Karang Asem Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri. Pasalnya kata dia, rumah-rumah di sana berada di bawah dataran yang lebih tinggi. Menurut Dwi Daryanto masyarakat harus sadar jika mereka tinggal di daerah yang berisiko bencana.

“Musim-musim apa yang terjadi longsor harus dipahami masyarakat, sehingga antisipasi itu kita sampaikan sejak dini, sehingga ketika hujan dapat mengantisipasi menyelamatkan diri,” ujarnya.

Sejumlah upaya telah ditempuh untuk menangani bencana longsor. “Untuk longsor antisipasi kami pertama program relokasi, jadi setiap tahun diadakan relokasi dulu lima bisa 10 dalam setahun, untuk kondisi darurat kami juga selalu siap. Untuk yang kedua kami ada mitigasi struktural, masyarakat  kita perkuat, talut untuk aliran air diperkuat sehingga ketika hujan air tidak kemana-mana, tanah tidak menjadi gembur,” jelas dia.

Advertisement

Terpisah, Kepala Dusun Karang Asem Hadi Prabowo mengakui, di daerahnya sekitar 80% merupakan dataran tinggi yang rawan longsor dan membahayakan warganya. Namun kemauan warga untuk tetap tinggal di daerah tersebut sangat kuat. Itu pula sebabnya pemerintah dusun tidak bisa memaksa warga untuk relokasi.

“Untuk mengantisipasi longsor warga sengaja menjatuhkan batu-batu atau memecah batu yang sekiranya membahayakan,” ungkap Hadi.

Salah satu rumah di Dusun Karang Asem, Wukirsari, Imogiri, yang cukup rawan terkena longsor. Gambar diambil Senin (9/10/2017). (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif