Jogja
Selasa, 10 Oktober 2017 - 08:40 WIB

BANDARA KULONPROGO : Bangunan Bandara NYIA Harus Tahan Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Sigit Sosiantomo memberikan keterangan pers seusai meninjau progres pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di wilayah Dusun Kepek, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (9/10/2017). (Istimewa/Humas Pemkab Kulonprogo)

Pembangunan bandara NYIA harus perhatikan potensi bencana.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengingatkan PT Angkasa Pura I mengenai pentingnya mitigasi bencana dalam desain bangunan fisik New Yogyakarta International Airport (NYIA). Hal tersebut mengingat banyaknya potensi bencana di wilayah DIY.

Advertisement

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Sigit Sosiantomo mengatakan pembangunan NYIA yang berlokasi di wilayah pesisir selatan Jawa membuat megaproyek tersebut menghadapi beberapa ancaman bencana alam sekaligus. Selain tsunami, perlu diwaspadai pula potensi angin kencang dan badai debu pasir. PT Angkasa Pura I juga diminta mengantisipasi adanya hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi.

Meski tidak mengharapkan bencana terjadi, Sigit menekankan pentingnya langkah antisipasi. “Saya melihat tadi ada dua sungai di ujung barat [Sungai Bogowonto] dan timur [Sungai Serang]. Semoga bisa membantu meminimalisir potensi tsunami karena bisa menjadi jalan bagi air,” kata Sigit saat meninjau lokasi pembangunan NYIA di wilayah Kepek, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (9/10/2017).

Sigit kemudian berharap NYIA benar-benar menjadi solusi atas kondisi Bandara Adisutjipto Jogja yang sudah terlalu padat. Bandara yang ditargetkan beroperasi mulai 2019 mendatang itu memang sudah semestinya bisa menjadi embarkasi baru di DIY jika melihat panjangnya landasan pacu yang dibangun pada tahap pertama mencapai 3.250 meter.

Advertisement

Di sisi lain, Sigit juga meminta PT Angkasa Pura I bersikap bijak mengedepankan kekeluargaan dalam penyelesaian pembebasan lahan. Hal khususnya terkait masih adanya warga yang belum bisa merelakan tanahnnya untuk pembangunan bandara.  Menurutnya, persoalan sosial seperti itu harus mendapatkan perhatian khusus agar tidak terus berkepanjangan. “Sebaiknya mengedepankan musyawarah mufakat, mungkin dengan melibatkan mereka di bandara. Lapangan kerja bagi mereka tentu sangat luas atau peluang-peluang usaha yang tidak ada sebelumnya,” ujar dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Danang Setyo Baskoro mengungkapkan progres land clearing atau pembersihan lahan di kawasan pembangunan NYIA dilaporkan telah mencapai 258 hektare (ha) pada Jumat (6/10/2017) pekan lalu. Meski kekurangannya masih sekitar 329 ha, Danang masih optimis tahapan tersebut bakal selesai sesuai target.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif