Soloraya
Senin, 9 Oktober 2017 - 19:35 WIB

WISATA SRAGEN : Prospek Suram, Puluhan Pengrajin Suvenir Sangiran Beralih Jadi Buruh Bangunan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Museum Sangiran (Google/ wisatayo.com)

Wisata Sragen, puluhan pengrajin suvenir Sangiran beralih pekerjaan menjadi buruh bangunan.

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan pengrajin suvenir di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, dan beberapa desa sekitarnya, beralih menjadi buruh bangunan dan pekerja kasar lainnya menyusul kurangnya prospek bisnis kerajinan suvenir di kawasan objek wisata itu.

Advertisement

Dari sekitar 35 pengrajin suvenir yang pernah aktif berproduksi, kini tinggal sekitar tiga pengrajin yang masih aktif. “Dulu masa sebelum tahun 2000 jumlah pengrajin aktif di sini 35 orang lebih. Tapi sekarang tinggal tiga orang yang aktif. Yang lainnya beralih ke proyek atau kerja bangunan. Mungkin karena penghasilan mereka kurang,” tutur salah seorang pengrajin suvenir asal Sangiran, Krikilan, Suyono, 42, Senin (9/10/2017).

Suyono menjelaskan suvenir yang dibuat para pengrajin di Krikilan berupa gantungan kunci dari batu dengan motif manusia purba, asbak dari batu dengan ukiran manusia purba, hingga patung hewan/manusia purba dari kayu/batu.

“Sekarang yang ramai gantungan kunci. Dalam sehari bisa menghasilkan sekitar 30 gantungan kunci. Tapi produk kami kalah dengan gantungan kunci dan produk lain yang datang dari China [Tiongkok]. Harga mereka lebih murah,” ujar dia.

Advertisement

Suyono menuturkan omzetnya dari membuat dan menjual kerajinan tangan mengalami penurunan sekitar 20 persen dibandingkan dulu. Pendapatan yang dia peroleh dari pekerjaan itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

“Bagi saya ini pekerjaan utama. Kebanyakan pengrajin juga begitu. Untung saya dibantu istri yang membuka usaha jasa menjahit di rumah. Walau tak banyak, tapi bersyukur pendapatan bisa untuk hidup,” kata dia.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sragen, Giyadi, saat dihubungi Solopos.com, Senin, mengatakan persoalan utama UKM Bumi Sukowati adalah pemasaran. Produk-produk UKM sebatas dipasarkan di tingkat lokal.

Advertisement

Tidak terkecuali suvenir Sangiran yang dipasarkan kepada wisatawan lokal. Dia menilai akan lebih menjanjikan bila bisa membidik wisatawan asing. Untuk itu sangat penting menarik wisman sebanyak mungkin.

“Kita harus cerdas dan ulet. Salah satu starateginya bagaimana agar orang luar Sragen, utamanya turis asing datang ke Sangiran sehingga produk-produk Sragen bisa laku banyak dengan harga menguntungkan,” ujar dia.

Giyadi mengusulkan pembuatan gedung sentra pemasaran produk UKM yang dipadukan dengan daya tarik Situs Sangiran. Dia mencontohkan daya tarik museum angkot di Malang yang ramai dikunjungi para wisatawan.

“Kami akan usulkan ke pimpinan ihwal wacana ini. Bagaimana bisa membuat tempat semacam itu. Opsinya bisa dibangun oleh pihak kedua atau ketiga atau pemerintah. Tentu saja pusat, provinsi, dan kabupaten,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif