News
Senin, 9 Oktober 2017 - 11:30 WIB

SOLOPOS HARI INI : Pemberantasan Korupsi: Anak Pinak Dinasti Korup

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini Senin 9 Oktober 2017

Halaman utama Harian Umum Solopos hari ini, Senin (9/10/2017), membahas tentang politik kekerabatan yang berujung korupsi.

Solopos.com, SOLO – Korupsi yang diawali dengan politik kekerabatan atau politik dinasti kembali terjadi. Kasus terbaru menjerat Wali Kota Cilegon, Tubagus Imam Ariyadi, Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, dan anggota DPR Aditya Anugrah Moha. Bisa dibilang mereka melanjutkan perilak korup orang tua.

Advertisement

Berita tersebut menjadi headline halaman utama Harian Umum Solopos hari ini, Senin (9/10/2017). Selain itu ada berita hasil uji coba Timnas Indonesia U-19 melawan Timnas Thailand U-19. Ada juga sendang di Boyolali yang dihidupkan kembali.

Berikut ini cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos edisi Senin 9 Oktober 2017;

Advertisement

Berikut ini cuplikan berita halaman utama Harian Umum Solopos edisi Senin 9 Oktober 2017;

PEMBERANTASAN KORUPSI: Anak Pinak Dinasti Korup

Politik kekerabatan (politik dinasti) yang berujung korupsi terus terulang. Generasi penerus yang menjadi pejabat publik terlibat korupsi mengulangi perilaku korup orang tua mereka.

Advertisement

Kondisi yang cukup meng-khawatirkan adalah sebagian pelaku korupsi itu adalah generasi muda. Aditya yang menjadi anggota DPR sejak 2009 saat ini berusia 35 tahun, Tubagus Imam 43 tahun, dan Rita 44 tahun. ”Anak muda pejabat publik produk politik dinasti cenderung korup jika lingkungan kerabatnya juga korup. Hal itu terjadi karena sudah ada ’jaringan’ korupsi yang terbentuk di sekitar pejabat publik itu,” ujar pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris sebagaimana dikutip Esposdari laman kpk.go.id, Minggu (8/10).

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

UJI COBA TIMNAS: Modal Ideal ke Korsel

Advertisement

Timnas Indonesia U-19 mengantongi modal ideal sebelum turun di Kualifi kasi Piala AFC (Asia) U-19 2018 di Korea Selatan (Korsel), 31 Oktober-8 November mendatang.

Setelah menaklukkan Kamboja 2-0, tim yang dinakhodai Indra Sjafri tersebut melumat Thailand dengan skor tiga gol tanpa balas pada laga uji coba di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Minggu (8/10) malam WIB.

Tiga gol Garuda Nusantara, julukan Timnas Indonesia U-19, masing-masing disokong Witan Sulaeman di babak pertama, serta Syahrian Abimanyu dan Saddil Ramdani di babak kedua

Advertisement

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

LINGKUNGAN HIDUP: Merawat Umbul, Menjaga Kehidupan

Tujuh tahun lalu, seorang pendeta mendatangi Umbul Langse, Desa Nepen, Teras, Boyolali, dengan mata berkaca-kaca. Pendeta itu tak mendapati sama sekali sumber mata air sebagaimana masa kecilnya. Sampah-sampah berserak, daun-daun menumpuk, bebatuan mengering. Kenangannya semasa kecil yang kerap mandi di sendang itu, serasa tinggal kenangan.

Pendeta itu pun pulang ke rumahnya di Surabaya. Namun, tak berselang lama, ia kembali lagi membawa rombongan jemaat satu bus. Di area sendang itu, mereka memanjatkan doa bersama, berbagi sedekah, dan kerja bakti bersih-bersih. ”Pendeta itu masa kecilnya tinggal di Boyolali. Ia datang ke sini karena mendapatkan isyarat melalui mimpi,” kisah Hartoko, salah satu tokoh yang menjadi saksi hidupnya kembali Sendang Langse saat berbincang dengan Espos,akhir pekan lalu.

Hartoko tak kenal dan tak ingat lagi siapa nama pendeta itu. Namun, kedatangannya sungguh bermakna. Selepas peristiwa itu, air Umbul Langse perlahan terlihat. Warga pun tergerak bergotong-royong membersihkan umbul tua itu. Pascaletusan Gunung Merapi 2010-2011, air yang dinanti-nanti pun akhirnya keluar. ”Saking bahagianya, warga menggelar pengajian menghadirkan Habib Syech. Setelah itu, air memancar tak terbendung,” kisahnya.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif