News
Senin, 9 Oktober 2017 - 15:30 WIB

Puluhan Industri Bangkrut Gara-Gara Harga Gas Mahal

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja melakukan pengawasan persiapan menjelang transfer LNG ship to ship dari tanker LNG Aquarius ke Terminal Terapung Penerima dan Regasifikasi Jawa Barat (FSRU) di Teluk Jakarta, beberapa waktu lalu. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis )

Puluhan industri dari berbagai sektor bangkrut lantaran harga gas yang kelewat mahal.

Solopos.com, JAKARTA — Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIGB) mengungkapkan sejumlah perusahaan gulung tikar karena tidak mampu mengatasi tingginya harga gas untuk industri yang mencapai US$9 per MMBTU.

Advertisement

Ketua Umum FIGB Achmad Safiun mengungkapkan perusahaan yang bangkrut tersebut di antaranya 8 industri sektor keramik, 1 industri kaca, dan 36 industri sarung tangan serta latex. Namun, dia enggan merincikan nama-nama perusahaannya.

“Masalahnya, karena harga gas tinggi. Mereka tidak mampu menyisiasati harga gas. Selain itu, gempuran pesaing dari negara lain atau importir yang lebih murah juga menjadi penyebabnya,” katanya saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin (9/10).

Jusmery Chandra dari Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan, harga gas untuk kebutuhan industri keramik bisa mencapai 45% dari harga pokok produksi (HPP). “Biaya gas ini cukup mahal. Dan 8 industri keramik lebih memilih untuk ditutup.”

Advertisement

FIGB mendesak agar pemerintah memerhatikan hal ini dan kembali menurunkan harga gas sesuai dengan deregulasi Peraturan Presiden no. 40/2016. Dalam rapat terbatas Presiden Joko Widodo tangga 4 Oktober 2016, Presiden menginstruksikan harga gas untuk industri hanya US$ 5-6 per MMBTU.

Achmad Safiun mengungkapkan sampai saat ini harga gas yang ditanggung oleh industri berbeda-beda tergantung dari wilayah, perjanjian dengan kontraktor, dan insentif. Dia menjelaskan semisal dilihat dari segi wilayah, saat ini harga gas di Sumatra Utara mencapai US$9,95 per MMBtu, Jawa Barat US$9,2 per MMBtu, dan Jawa Timur US$8,2 MMBtu.

“Tidak ada opsi lain bagi pemerintah untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis industri dan harus segera menurunkan tarif gas,” imbuhnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif