News
Senin, 9 Oktober 2017 - 22:55 WIB

Pengajuan KPR, Tidak Cukup Hanya Kemudahan Askes

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung mengamati miniatur rumah pada pameran perumahan REI Expo di Semarang, Jateng, Selasa (25/4/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Pengajuan KPR pada kuartal III 2017 belum menunjukkan kenaikan yang signifikan

Harianjogja.com, JOGJA-Kemudahan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) belum membuat masyarakat tertarik karena pertimbangan utama mereka adalah pada harga hunian yang mahal.

Advertisement

Misalnya saja kemudahan yang ditawarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Kepala BPJS Ketenagakerjaan Ainul Kholid mengatakan, pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang ingin memiliki hunian.

BPJS Ketenagakerjaan bisa memberikan pinjaman sampai Rp500 juta. KPR yang diberikan sebesar 99% dari harga rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sedangkan rumah non MBR 95,5%. Namun, peminatnya tetap sedikit.

Kalangan perbankan juga menangkap lesunya pengajuan KPR. Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY atau Bank BPD DIY Bambang Setiawan mengakui, pengajuan KPR pada kuartal III 2017 belum menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Advertisement

Baca juga : Ternyata Ini Pemicu Melambatnya Pengajuan KPR

“Pertumbuhan KPR relatif masih belum tinggi karena terkendala harga lahan yang terus meningkat,” kata dia, Minggu (8/10/2017).

Terkait harga rumah yang mahal, kalangan properti menjelaskan tingginya harga yang ditawarkan disebabkan harga bahan dasar yaitu tanah yang sudah tinggi. Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD DIY Andi Nur Wijayanto mengatakan, kalangan properti menilai harga tanah di Jogja di luar kewajaran.

Advertisement

“Harga properti kita itu sekarang tertinggi nomor dua setelah Bali dan menjadi kedua tertinggi secara nasional,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif